Invasi Rusia di Ukraina Picu Peningkatan Aktivitas Militer di Swedia

20 Mei 2022 16:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara Swedia. Foto: Jessia Gow/TT News Agency via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Swedia. Foto: Jessia Gow/TT News Agency via REUTERS
ADVERTISEMENT
Meninggalkan dua dekade non-blok militer, Swedia menyerahkan permohonan keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada rabu (18/5/2022). Invasi Rusia ke Ukraina telah membayangi negara itu hingga mendorong kesiapan wajib militernya.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak datang ke sini untuk perkemahan musim panas selama satu tahun," tegas seorang wajib militer di Pulau Gotland di Laut Baltik, Axel Bystrom, dikutip dari AFP, Jumat (20/5/2022).
"Sekarang ini [ancaman perang] nyata dan itu membuat Anda bersikap lebih serius," tambahnya.
Bystrom merupakan penduduk asli Kota Visby di Pulau Gotland. Dia memimpin pasukan muda dalam resimen P18. Pasukan itu baru dibentuk kembali pada 2018.
Pria berusia 20 tahun itu terlihat memotong ranting dari pohon cemara terdekat. Bersama para prajurit lain, mereka menyamarkan tiga kendaraan lapis baja.
"Anda bekerja sebaik mungkin sepanjang waktu, karena Anda berpikir, 'ini [latihan militer] bisa menjadi kenyataan. Kita mungkin harus menggunakannya'," tutur Bystrom.
Swedia telah lama menimbun ketakutan terhadap Rusia. Usai Perang Dingin, negara itu memotong pengeluaran pertahanannya. Pencaplokan Krimea oleh Moskow pada 2014 kemudian menjadi titik balik.
ADVERTISEMENT
Swedia memutuskan untuk kembali mempersenjatai diri dan meningkatkan pendanaan militer. Stockholm lalu memperkenalkan kembali wajib militer pada 2017. Kendati demikian, pemerintah hanya memanggil sebagian kecil dari populasinya untuk bertugas.
Dua pesawat Rusia melanggar wilayah udara Swedia di timur Gotland, Rabu (2/3/2022). Foto: Swedish Air Force/Handout /TT News Agency/via REUTERS
Gotland merupakan tujuan musim panas populer bagi banyak orang Swedia. Pulau berpenduduk 60.000 orang itu meraih reputasinya berkat pantai berpasir yang indah. Tetapi, pulau itu juga berjarak kurang dari 350 kilometer dari enklave Kaliningrad milik Rusia.
"Gotland terletak di tengah Laut Baltik. Jadi bila Anda menguasai Gotland, Anda dapat mengontrol pergerakan udara dan laut di Laut Baltik," jelas komandan P18, Magnus Frykvall.
Ada teori umum bahwa Rusia berniat merebut pulau itu selama konflik. Kremlin dikatakan ingin memasang sistem pertahanan rudal darat-ke-udara S-400 di pulau tersebut. Sebab, penempatannya dapat memblokir sebagian besar wilayah selatan Laut Baltik.
ADVERTISEMENT
Ketakutan akan perang lantas mendesak pemerintah meningkatkan pendanaan secara dramatis. Swedia menargetkan hingga dua persen dari PDB. Pihaknya juga akan menggelar latihan militer di seantero negeri.
Angkatan Bersenjata Swedia kini terdiri dari sekitar 55.000 tentara secara keseluruhan. Angka itu meliputi Pasukan Keamanan Nasional dan karyawan paruh waktu pula. Sekitar 23.600 di antaranya merupakan pasukan reguler.
Resimen Gotland sendiri masih berkembang. Pasukannya dapat mengerahkan sekitar 800 serdadu. Frykvall berencana meningkatkan jumlah tersebut menjadi 4.000 selama masa perang.
Kekuatan pasukan itu mencapai puncaknya dengan 25.000 tentara selama Perang Dingin, yakni enam kali lipat jumlah yang direncanakan saat ini.
Sistem artileri dan anti-pesawat mungkin berkontribusi, tetapi tidak memberikan peluang besar dalam menghadapi ancaman. Menurut Frykvall, pengajuan keanggotaan NATO lantas mengubah keadaan.
ADVERTISEMENT
"Tiga puluh dua negara jauh lebih kuat dari satu," tuturnya, mengacu pada prinsip aliansi itu bahwa serangan terhadap satu anggota dipandang sebagai serangan terhadap semua.