news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Israel Bunuh Tiga Warga Palestina dalam Bentrokan di Tepi Barat

29 November 2022 18:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina terlibat bentrok dengan pasukan Israel di Hebron, Tepi Barat yang diduduki Israel, Selasa (25/10/2022). Foto: Mussa Qawasma/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina terlibat bentrok dengan pasukan Israel di Hebron, Tepi Barat yang diduduki Israel, Selasa (25/10/2022). Foto: Mussa Qawasma/Reuters
ADVERTISEMENT
Pasukan Israel menembak mati tiga warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki pada Selasa (29/11).
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, dua bersaudara tewas akibat tembakan pasukan Israel di Desa Kafr Ein dekat Kota Ramallah.
Para korban adalah Jawad Abdulrahman Rimawi yang berusia 22 tahun dan Dhafer Abdul Rahman Rimawi yang berumur 21 tahun.
Menteri Urusan Sipil Palestina, Hussein Al Sheikh, menggambarkan pembunuhan mereka sebagai eksekusi berdarah dingin.
Israel telah mengonfirmasikan kematian dua korban jiwa tersebut. Pasukan Israel mengatakan, sejumlah tersangka memicu 'kerusuhan' hebat selama 'operasi rutin' di Kafr Ein. Pihaknya kemudian menembaki 'perusuh' yang menyerang tentara.
"Para tersangka melemparkan batu dan bom molotov ke arah tentara, yang menanggapi dengan cara membubarkan kerusuhan dan peluru tajam," tulis pernyataan militer, dikutip dari AFP, Selasa (29/11).
"Insiden itu sedang ditinjau," imbuhnya.
Warga Palestina terlibat bentrok dengan pasukan Israel di Hebron, Tepi Barat yang diduduki Israel, Selasa (25/10/2022). Foto: Mussa Qawasma/Reuters
Korban jiwa ketiga tewas akibat luka tembak pada kepala akibat serangan pasukan Israel di Kota Beit Ummar. Wilayah itu terletak dekat kota yang menjadi titik nyala, Hebron. Korban adalah pria berusia 44 tahun asal Beit Ummar, Mufid Mahmud Khalil.
ADVERTISEMENT
Mengulangi pernyataan sebelumnya, Israel mengaku menembaki 'perusuh' yang melemparkan batu dan alat peledak rakitan terhadap tentara selama 'operasi patroli' ke daerah tersebut.
Kelompok militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza, Hamas, menegaskan bahwa eskalasi Israel akan menghadapi lonjakan perlawanan dari warga Palestina.
Gelombang kekerasan berkobar sepanjang tahun ini di Tepi Barat. Israel melancarkan serangan hampir setiap harinya di wilayah itu.
Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, mengeluarkan peringatan tentang eskalasi pada Senin (28/11). Dia mengatakan, situasinya sedang mencapai titik didih.
"Tingkat kekerasan yang tinggi di Tepi Barat yang diduduki dan Israel dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan terhadap warga sipil Israel dan Palestina, peningkatan penggunaan senjata, dan kekerasan terkait pemukim, telah menyebabkan penderitaan manusia yang parah," jelas Wennesland kepada Dewan Keamanan PBB (UNSC).
Warga Palestina terlibat bentrok dengan pasukan Israel di Hebron, Tepi Barat yang diduduki Israel, Selasa (25/10/2022). Foto: Mussa Qawasma/Reuters
Pekan ini, Israel mengumumkan bahwa pihaknya telah melakukan lebih dari 3.000 penangkapan sebagai bagian dari Operasi Break the Wave pada 2022. Kampanye tersebut diluncurkan menyusul rangkaian serangan terhadap warga sipil Israel.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, PBB melaporkan, lebih dari 125 warga Palestina tewas di Tepi Barat. Israel telah menduduki wilayah itu sejak Perang Enam Hari pada 1967. Kendati demikian, kekerasan terbaru terjadi bersamaan dengan upaya veteran sayap kanan Benjamin Netanyahu.
Netanyahu sedang melanjutkan negosiasi untuk membentuk pemerintahan paling kanan dalam sejarah Israel usai memenangkan pemilu untuk menjadi Perdana Menteri Israel pada awal November.
Netanyahu menandatangani sebuah perjanjian dengan anggota parlemen Itamar Ben-Gvir pada Jumat (25/11).
Dia menjanjikan penghasut sayap kanan itu jabatan sebagai Menteri Keamanan Nasional Israel. Posisi tersebut akan bertanggung jawab atas polisi perbatasan di Tepi Barat.
Ben-Gvir—yang dikenal dengan retorika anti-Arab—telah berulang kali meminta polisi dan tentara Israel untuk mengintensifkan kekuatan saat menghadapi kerusuhan Palestina.
ADVERTISEMENT