Israel dan Hamas Sepakati Gencatan Senjata di Gaza

6 Mei 2019 11:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga Palestina berkumpul di sekitar sebuah bangunan yang terkena serangan udara Israel, di Jalur Gaza selatan. Foto: REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga Palestina berkumpul di sekitar sebuah bangunan yang terkena serangan udara Israel, di Jalur Gaza selatan. Foto: REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa
ADVERTISEMENT
Kelompok Hamas dan Israel dilaporkan telah menyepakati gencatan senjata di Gaza. Dalam beberapa hari terakhir, kedua kubu baku tembak roket, menewaskan puluhan orang.
ADVERTISEMENT
Menurut pejabat Palestina di Gaza yang dikutip Reuters, gencatan senjata berlaku Senin (6/5) dengan mediasi dari Mesir. Sedikitnya 24 warga Gaza dan empat warga Israel tewas sejak Jumat lalu.
"Gencatan senjata akan dimulai pada Senin pukul 04.30," kata pejabat di Gaza.
Belum ada komentar dari Israel terkait gencatan senjata ini. Namun suasana Gaza hening beberapa jam sebelum subuh di Gaza, tidak ada suara ledakan roket seperti sehari sebelumnya.
Ketegangan terjadi sejak Jumat pekan lalu ketika sniper dari kelompok Jihad Islam melukai dua tentara Israel. Israel lalu membalas dengan serangan udara, menewaskan dua tentara Hamas.
Kepulan asap terlihat akibat serangan udara Israel di Gaza, Palestina. Foto: REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa
Pada Sabtu, Israel mengatakan, Hamas dan Jihad Islam menembakkan lebih dari 600 roket dan proyektil ke wilayah mereka. Sebanyak 150 roket itu berhasil ditangkis oleh sistem anti-rudal Israel Iron Dome.
ADVERTISEMENT
Israel membalas dengan melakukan 320 serangan udara yang disebut mengincar markas-markas Hamas. Namun serangan Israel juga menghancurkan rumah warga sipil, termasuk pertokoan yang ramai pengunjung jelang bulan Ramadhan.
Sejak ketegangan terjadi, Mesir dan PBB bekerja sama mengajukan gencatan senjata. Langkah ini dianggap tepat sebelum terjadinya agresi militer yang lebih luas.
Saat ini ada 2 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza. Kehidupan mereka sulit karena diblokade Israel sejak 2007. Israel berdalih blokade dilakukan untuk mencegah masuknya persenjataan untuk Hamas.