Israel Tolak Gencatan Senjata yang Disepakati Hamas

7 Mei 2024 10:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024. Foto: Ronen Zvulun / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024. Foto: Ronen Zvulun / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Israel menolak proposal gencatan senjata yang disetujui Hamas pada Senin (6/5). Zionis menyebut, usulan gencatan senjata yang disampaikan mediator tidak memenuhi tuntutan mereka.
ADVERTISEMENT
Israel bahkan mengancam akan melanjutkan serangan ke Rafah yang menjadi tempat pengungsian warga Gaza. Pengungsi Gaza di Rafah sudah diminta Israel untuk angkat kaki.
Sementara Hamas dalam keterangan singkatnya menegaskan, seluruh usulan gencatan senjata yang disampaikan Mesir dan Qatar sebagai mediator sudah diterima.
Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh. Foto: Mahmoud Zayyat/AFP
Sedangkan PM Israel, Benjamin Netanyahu menyebut, meski usulan awal ditolak, mereka akan mengirimkan delegasi ke mediator agar negosiasi baru gencatan senjata dapat disepakati.
Seorang pejabat Israel mengatakan, proposal yang disetujui Hamas adalah versi yang lebih sederhana dari tawaran Mesir dan mencakup unsur-unsur yang tidak dapat diterima Israel.
“Ini tampaknya merupakan tipu muslihat yang dimaksudkan untuk membuat Israel terlihat seperti pihak yang menolak kesepakatan,” kata pejabat Israel tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Terkait gagalnya gencatan senjata, Kemlu Qatar menyebut, akan mengirimkan delegasi baru demi melanjutkan negosiasi gencatan senjata baru.
Adapun informasi Israel melanjutkan serangan ke Rafah dipastikan oleh kantor PM Israel.
Pada Senin lalu menurut keterangan otoritas medis di Gaza, serangan udara Israel ke Rafah menghantam sebuah rumah. Akibatnya lima orang warga Palestina termasuk seorang perempuan dan gadis remaja kehilangan nyawa.
Israel terus-menerus menyebut, terdapat pasukan Hamas dalam jumlah besar di Rafah. Mereka turut menduga sejumlah sandera Israel disekap di Rafah.
Amerika Serikat, sekutu dekat Israel, sudah meminta agar serangan ke Rafah dibatalkan. Sebab, Israel belum mengungkap rencana bagaimana melindungi warga sipil di Rafah bila serangan dilakukan.
Seorang pejabat AS, yang namanya dirahasiakan, menyampaikan kekhawatiran terkait serangan baru di Rafah pada pekan ini. Tetapi, pejabat AS itu memastikan serangan pekan ini bukan operasi besar yang direncanakan Israel ke Rafah.
ADVERTISEMENT