Isu Burung Hantu Mencuat Dinilai karena Ada yang Ingin Jegal Anies

14 November 2022 13:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bakal calon presiden dari Partai NasDem Anies Baswedan menyampaikan sambutan dalam Puncak Perayaan HUT ke-11 NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (11/11/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bakal calon presiden dari Partai NasDem Anies Baswedan menyampaikan sambutan dalam Puncak Perayaan HUT ke-11 NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (11/11/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Rencana deklarasi koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS tepat di Hari Pahlawan pada 10 November kandas. Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menyebut adanya 'burung hantu' sebagai pemecah Koalisi Perubahan bersama PKS dan NasDem.
ADVERTISEMENT
Peneliti Pusat Riset Politik BRIN, Aisah Putri Budiatri, mengatakan istilah itu mencuat sebab NasDem mencalonkan sosok Anies Baswedan yang dinilai memiliki potensi sebagai calon kuat dalam Pilpres.
"Isu 'burung hantu' ini karena Anies punya potensi menjadi calon kuat dalam Pilpres dan apabila benar-benar maju dalam pemilu, maka ia bisa menjadi kuda hitam," ungkap Aisah kepada wartawan, Senin (14/11).
Di luar itu, ada kekhawatiran Anies akan membawa perubahan peta politik dalam pilpres dan membawa kembali ketakutan tentang isu-isu politisasi identitas yang sebelumnya melekat pada Pilkada 2017.
"Maka, bisa jadi sebelum Anies benar-benar bisa maju maka dijegal, apalagi Anies bukan kader partai dan belum ada koalisi internal yang solid mendukung," tuturnya.
Selain karena tudingan 'burung hantu', Aisah menilai ada faktor internal yang menyebabkan deklarasi koalisi tertunda. Di antaranya karena ketua partai masih mempertimbangkan tokoh bakal cawapres yang akan diusung.
Anies Baswedan jamu elite PKS, NasDem, dan Demokrat, di kediamannnya di Jakarta Selatan, Selasa (25/10). Foto: Instagram/@aniesbaswedan
Ketum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kiri) didampingi bakal calon presiden dari Partai NasDem Anies Baswedan (ketiga kiri) memotong tumpeng dalam Puncak Perayaan HUT ke-11 NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (11/11/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Baik Demokrat maupun PKS masih terus melakukan lobi agar mendapatkan posisi politik terbesar dalam koalisi tersebut. Di sisi lain, kedua partai tersebut juga memegang peran penting dalam menentukan langkah NasDem di perhelatan Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
"PKS dan Demokrat masih memegang kartu AS masing-masing, karena sejauh ini hanya Nasdem yang solid mendukung Anies, sementara Nasdem tak bisa hanya mendapatkan salah satu dari PKS atau Demokrat untuk bisa mencalonkan Anies," tandasnya.