ITAGI: Lansia Jarang Alami Efek Samping Vaksinasi Corona, Anak Jangan Cuek

31 Maret 2021 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua ITAGI, Prof. Sri Rezeki Hadinegoro. Foto: Youtube/@Badan POM RI
zoom-in-whitePerbesar
Ketua ITAGI, Prof. Sri Rezeki Hadinegoro. Foto: Youtube/@Badan POM RI
ADVERTISEMENT
Ketua ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) Prof Sri Rezeki Hadinegoro mengungkap faktor progres vaksinasi corona lansia lamban. Salah satunya karena awalnya lansia bukan prioritas vaksinasi.
ADVERTISEMENT
"Mula-mula lansia tidak jadi prioritas. Karena terus terang awalnya kita takut juga kalau ada apa-apa kita yang disalahkan, dan pasti komorbidnya banyak, itu jd pemikiran kita. Walaupun di luar negeri lansia jadi prioritas satu," kata Prof Sri dalam diskusi virtual di Forum Merdeka Barat, Rabu (31/3).
Namun menurutnya, lansia di Indonesia berbeda dengan yang di luar negeri. Di luar negeri, kata dia, kebanyakan di panti-panti jompo dan tidak ada keluarganya.
"Sedangkan di kita keluarga yang memelihara para lansia. Jadi kita mesti juga imbau putra putrinya ini jangan cuek. Karena kalau lansia komorbid kena COVID 40 persen akan meninggal," tutur dia.
"Karena tujuan vaksinasi menurunkan angka kematian, makanya lansia kita naikkan ke tahap 2," imbuhnya.
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksinasi COVID-19 pada warga lanjut usia (lansia) di RSUD Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (20/2). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Menurut Sri, vaksin yang saat ini digunakan Sinovac dan AstraZeneca terbukti aman untuk lansia. Meskipun platform pembuatan vaksin berbeda, Sinovac pakai inactivated virus, AstraZeneca viral vektor.
ADVERTISEMENT
"Sinovac sudah dipakai dari Januari dan dari keamanan hasilnya cukup memuaskan. Kita harap AstraZeneca juga begitu. Mereka juga memberikan efek samping lokal seperti bengkak dan nyeri dan reaksi sistemik seperti demam. Tapi itu ringan, satu/dua hari sembuh., kadang tanpa obat," beber Sri.
"Jadi perlu diketahui jika efek sampingnya ringan. Tidak ada yang sampai masuk RS atau meninggal karena vaksin. Ini dan perlu diketahui putra putrinya. Lansia justru lebih kuat dan jarang mengalami KIPI," tutupnya.
Sejauh ini baru 1,5 juta lansia menerima vaksin corona. Padahal target yang harus dikejar hingga Juni adalah 21 juta orang.