ITAGI: Masyarakat Tolak Vaksin Corona karena Belum Paham

10 November 2020 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Keraguan kerap muncul dalam benak masyarakat awam akan efektivitas, keamanan, hingga kehalalan vaksin corona yang saat ini tengah diupayakan pemerintah Indonesia. Hal ini menjadi pekerjaa rumah yang harus segera diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi kondisi itu, Ketua ITAGI (Indonesia In Technical Advisory Group on Immunization), Prof Sri Rezeki Hadinegoro, mengatakan petugas kesehatan berharap program pemberian vaksin itu dapat berjalan.
Sosialisasi harus digencarkan agar tujuan untuk vaksinasi minimal 70 persen populasi di Indonesia dapat dilakukan.
"Ya itu juga angan-angan kita semua bagaimana rakyat kita mau divaksin minimal 70 persen dari sasaran itu divaksin dengan baik," ujar Sri dalam forum dialog FMB9 yang digelar secara daring, Selasa (10/11).
Keraguan hingga badai penolakan terhadap vaksin muncul, kata Sri, disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat akan vaksin itu sendiri. Mayoritas dari mereka tak mengetahui fungsi dan khasiat dari vaksin itu, seluruh informasi itu didapatkannya dari orang lain yang juga tak lebih paham dari mereka sendiri.
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
"Kalau menurut saya bagi mereka yang masih ragu atau menolak itu karena belum mengerti dengan baik, saya mempelajari vaksin aja 20 tahun lebih, apalagi awam. Jadi kekhawatiran itu yang harusnya dicari penyebabnya apa, penjelasannya gimana," ucap Sri.
ADVERTISEMENT
Agar misinterpretasi akan vaksin tak makin meluas, media diharapkan Sri dapat menjadi penengah antara masyarakat dan tenaga kesehatan. Ia menilai media dapat memberikan penjelasan rinci soal apa maksud dan tujuan dari vaksin dengan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna masyarakat awam.
Sehingga kesalahpahaman masyarakat akan kegunaan dan kandungan suatu vaksin nantinya dapat diredam. Hal itu tentunya meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat akan keberadaan vaksin.
"Karena kita tahu sendiri masyarakat Indonesia itu malas baca jadi cuma dengar saja. Jadi dia enggak pernah tahu sendiri sumber dari mana. Jadi ini tantangan kita untuk menyortir berita yang benar," tutupnya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: