ITAGI Rekomendasikan Interval Penyuntikan AstraZeneca 8 Minggu

30 Maret 2021 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua ITAGI, Prof. Sri Rezeki Hadinegoro. Foto: Youtube/@Badan POM RI
zoom-in-whitePerbesar
Ketua ITAGI, Prof. Sri Rezeki Hadinegoro. Foto: Youtube/@Badan POM RI
ADVERTISEMENT
Ketua ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) Prof Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan perihal tingkat keamanan vaksin corona AstraZeneca. Apalagi terbaru, ada kasus mual dan muntah yang membuat vaksinasi di Sulawesi Utara dihentikan sementara.
ADVERTISEMENT
Platform pembuatan AstraZeneca disebut viral vektor. Artinya bagian virus yang seperti duri-duri yang menempelnya di dalam saluran napas dikombinasikan dengan virus lain yang tidak ganas.
"Namanya adenovirus dan adenovirus ini yang non replicating. Ini penting artinya dia tidak berkembang biak sehingga tidak menimbulkan penyakit tentu. Ya ini hal yang penting," ungkap dia.
"Jadi dimasukkan dalam tubuh kita sehingga spike protein akan membuat suatu rangsangan terhadap sistem imun untuk membuat antibodi, sehingga diblok tidak bisa masuk," imbuhnya.
Menurutnya, apabila Indonesia bisa mendapatkan vaksin AstraZeneca merupakan sesuatu yang kita syukuri. Vaksin ini bisa diberikan di atas 18 tahun dan lansia.
"Untuk lansia sangat baik sangat aman dan juga imunogenisitas nya cukup tinggi, dengan intervensi cukup dua kali diberikan. Vaksin pertama vaksin kedua dengan interval dikatakan WHO 4 sampai 8 minggu tapi ITAGI menyarankan sebaiknya 8 minggu mungkin itu lebih baik," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Karena melihat efek sampingnya lebih rendah dan imunogenisitas nya lebih baik," tutup dia.