Jadi Dalang Dadakan, Ganjar Sampaikan Pesan Kerukunan Pada Pujakesuma

6 Maret 2022 11:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi dalang virtual dalam Pagelaran Wayang Kulit New Era di Deli Serdang Sumatra Utara, Sabtu (5/3). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi dalang virtual dalam Pagelaran Wayang Kulit New Era di Deli Serdang Sumatra Utara, Sabtu (5/3). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendadak menjadi dalang saat hadir secara virtual dalam Pagelaran Wayang Kulit New Era yang digelar Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatra) di Deli Serdang Sumatra Utara, Sabtu (5/3).
ADVERTISEMENT
Ganjar hadir secara virtual dan menjadi dalang wayang Gatotkaca. Dalam pertemuan virtual tersebut, Ketua Umum Pujakesuma, Eko Sopiyanto, sempat menyinggung kenangannya bersama Ganjar soal Nasi Urap.
“Pak Ganjar kenapa kami undang, karena representasi wayang kulit asal muasalnya dari Jawa Tengah. Lha pak Ganjar, saya masih ingat makan nasi urap bareng 15 tahun yang lalu,” tutur Eko Sopiyanto menyapa Ganjar.
Momen ini pun memicu tawa peserta yang datang secara luring maupun yang bergabung secara virtual. Budayawan Sujiwo Tejo yang ada di lokasi, juga turut hanyut dalam suasana yang hangat itu.
“Inilah istimewanya Pujakesuma. Pasedulurannya itu diingat-ingat dari sesuatu yang sederhana. Makan nasi urap bareng mas Eko,” kata Ganjar.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi dalang virtual dalam Pagelaran Wayang Kulit New Era di Deli Serdang Sumatra Utara, Sabtu (5/3). Foto: Dok. Istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi dalang virtual dalam Pagelaran Wayang Kulit New Era di Deli Serdang Sumatra Utara, Sabtu (5/3). Foto: Dok. Istimewa
Ganjar mengatakan, hal-hal kecil dan sederhana itu menggambarkan Pujakesuma. Dalam perkumpulan, suasana kebatinannya bahagia dan tidak ada perasaan yang tidak enak.
ADVERTISEMENT
“Maka semua tetap bisa membangun keguyuban keakraban. Jadi di mana tanah diinjak, di situ langit dijunjung,” kata Ganjar.
Pujakesuma yang telah ada bertahun-tahun di Sumatra, lanjut Ganjar, diharapkan bisa tetap menghormati warga asli Sumatra.
“Sehingga warga Pujakesuma yang sudah ratusan tahun di Sumatra tentunya tetap harus menghormati saudara-saudara kita yang asli dari Sumatra,” kata Ganjar.
Pujakesuma, kata Ganjar, menggambarkan keragaman yang ada di Indonesia. Sesuai tema, Ganjar berharap Pujakesuma bisa menjaga kerukunan yang sudah terjalin selama ini.
“Tentu saja kita diberi makan, diberi minum, berkeluarga, berteman bahkan yang menikah dengan orang di sana itulah saudara kita, itulah bhinneka tunggal ika, kemudian itulah Indonesia kita yang mesti kita jaga,” tandasnya.