JAKARTA CITY 4.0 (Bagian II): Layanan dan Kolaborasi Warga DKI dalam Genggaman

29 November 2021 20:38 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung berada di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (24/10/2021). Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung berada di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (24/10/2021). Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Jakarta sebagai City 4.0 merupakan perspektif kota yang sustainable dan mengupayakan keterlibatan seluruh elemen. Arah pembangunan Jakarta juga sejalan dengan upaya dunia dalam menurunkan emisi global.
ADVERTISEMENT
Misalnya melalui berbagai program Jakarta Langit Biru, Jakarta Hijau, penataan taman kota, dan penambahan jalur pedestrian yang bertujuan untuk menyelamatkan Jakarta dari berbagai bencana hidrometeorologi atau saving Jakarta from sinking.
Jakarta tengah melakukan evolusi untuk menjadi kota dengan ekosistem 4.0. Menuju Smart City tentu tidaklah mudah. Bukan sekadar berbicara mengenai teknologi saja, melainkan pula semua elemen bertransformasi baik warga dan pemerintah. Warga perlu berpartisipasi aktif dalam menyumbangkan ide-ide dan gagasannya demi kemajuan Jakarta.
Setiap kreativitas warga bisa dikolaborasikan dan ditransformasikan dengan berbagai langkah dan program yang akan diterapkan di ibu kota. Misalnya, permasalahan kompleks tentang banjir di ibu kota dapat dicarikan solusi melalui kolaborasi Pemprov dan warga, sehingga menghasilkan sebuah inovasi dalam menyelesaikan berbagai masalah. Inovasi bersama inilah yang dapat menciptakan kenyamanan warga di DKI dan akhirnya bisa hidup dengan layak dan bahagia.
ADVERTISEMENT

APLIKASI JAKI

Ilustrasi aplikasi JAKI. Foto: Facebook/Plus Jakarta
Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City, Yudhistira Nugraha, menjelaskan Pemprov DKI Jakarta melakukan pengumpulan, pertukaran, dan sinkronisasi data dengan sistem Master Data Management. Kemudian menyediakan layanan Application Program Interface. Layanan ini terintegrasi dengan layanan website atau aplikasi yang sudah dikembangkan. Selanjutnya, Pemprov DKI Jakarta sebagai platform menyediakan wadah sebagai pusat informasi dan layanan satu pintu baik dalam bentuk website (Jakarta.go.id) maupun aplikasi Jakarta Kini atau lebih dikenal dengan JAKI.
Super aplikasi JAKI dapat melayani kebutuhan warga dari lahir hingga meninggal. Basisnya menggunakan berbagai data seperti nomor induk kependudukan (NIK), data kependudukan, data layanan kesehatan, data kelahiran bayi, data ibu hamil, data golongan darah, data anak balita, dewasa, dan lansia. Kemudian warga mendapatkan informasi dan layanan, untuk ibu hamil, imunisasi dasar, kesehatan anak, pendidikan anak, layanan pengobatan lansia, dan pelayanan surat keterangan kematian.
ADVERTISEMENT
Semua dapat diakses secara online melalui aplikasi JAKI. JAKI sebagai superapp akan menggunakan digital ID Jakarta sebagai akun warga berbasis NIK.
Tampilan aplikasi JAKI. Foto: Dok. Istimewa
Tak hanya itu, warga dapat menggunakannya untuk mendapatkan layanan perizinan, pembuatan dokumen kependudukan, layanan digitalisasi UMKM berkolaborasi dengan e-commerce, hingga layanan ringan seperti buku elektronik, dompet digital nasabah Bank DKI, informasi DKI, moda transportasi publik, dan berbagai pelayanan digital lainnya yang dibutuhkan warga DKI Jakarta. Kemudian, seluruh warga DKI akan dibuatkan akun warga sebagai digital ID melalui JAKI.
“Jadi, ketika Anda klik akun, langsung mengetahui berbagai informasi seperti status bantuan (kartu sehat, kartu pendidikan) status vaksinasi Covid-19, status layanan kependudukan, misalnya Anda sedang mengurus kartu keluarga hingga riwayat pembayaran pajak kendaraan bermotor, seluruh data layanan warga DKI terintegrasi dalam genggaman tangan,” kata Yudhistira dalam keterangannya, Senin (29/11).
ADVERTISEMENT
Pelayanan pendidikan akan mencakup riwayat pendidikan, riwayat beasiswa, informasi KJP/KJMU, dan pendaftaran peserta didik baru. Layanan perumahaan rakyat dan kawasan permukiman meliputi notifikasi informasi kelayakan program rusunawa/rusunami dan notifikasi informasi kelayakan rumah DP 0 rupiah.
Di bidang sosial warga mendapatkan notifikasi informasi kelayakan program KJL/KJMU, kartu lansia, dan kartu pangan. Adapun dalam pelayanan perpajakan, warga mendapatkan notifikasi informasi tagihan pembayaran pajak, pembayaran retribusi, dan informasi lainnya.
Menurutnya, superapp JAKI ini akan menjadi infrastruktur menuju Jakarta Future City Hub. Future City Hub merupakan sebuah ruang untuk peningkatan kolaborasi, co-creation serta keterlibatan warga untuk berpartisipasi dan bersinergi dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, baik dari sisi gagasan, dana, dan tenaga dengan menambah ruang kreasi dan kreativitas warga. Transformasi digital DKI Jakarta menuju City 4.0 untuk membentuk kesadaran ekosistem yang melibatkan seluruh warga.
ADVERTISEMENT

SEJARAH PANJANG

TransJakarta Kembali Angkut Penumpang 100 persen. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Transformasi digital menjadi momentum sejarah panjang Jakarta tanpa meninggalkan kondisi demografi dan topografinya. Memasuki usia ke-494 tahun, Jakarta telah merekam perjalanan sejarah, jatuh bangunnya berbagai pemerintahan.
Dari masa kota pelabuhan kecil bernama Sunda Kelapa di bawah kerajaan sampai berganti nama menjadi Batavia dan dibangun sesuai dengan visi Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal VOC saat itu.
Batavia kemudian berubah menjadi Jakarta dengan Soediro sebagai wali kota pertama dan setelah itu mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan kedudukannya sebagai Ibu Kota Republik Indonesia.
Dalam memoarnya, Ali Sadikin yang menjabat menjadi Gubernur pada tahun 1966-1977 mencatat betapa menyedihkannya kondisi Jakarta pada saat ia menerima jabatan tersebut. Jalan raya yang berlubang, banjir di musim hujan dan gang-gang becek. Jakarta saat itu adalah Ibu Kota Republik Indonesia, tetapi menjadi kota yang sedang mengalami krisis hebat.
ADVERTISEMENT
Akhirnya sejarah mencatat, di tangan Ali Sadikin, Jakarta perlahan-lahan bangkit. Fasilitas publik mendapat perhatian, fasilitas pendidikan, serat fasilitas budaya dibangun dan diperbaiki. Seiring dengan kondisi ekonomi negara yang terus membaik dan bertumbuh, pembangunan fisik di daerah khusus ibu kota semakin marak.
Gubernur-gubernur selanjutnya silih berganti ikut meletakkan warisan yang kemudian dapat dilanjutkan oleh penggantinya. Berbagai kepentingan warga diakomodasi, misalnya transportasi publik yang kian ciamik dan terintegrasi, ruang hijau yang semakin banyak dan fasilitas-fasilitas lain yang mendukung kebahagiaan warga. Namun, seiring kemajuan zaman, persoalan yang dihadapi juga semakin kompleks.
Foto udara jembatan layang (skybridge) penghubung Stasiun MRT Asean dan Halte Transjakarta CSW di Jakarta, Rabu (11/8). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Jakarta masa kini dan ke depan jelas sudah berbeda dengan Jakarta pada masa Ali Sadikin. Tingkat pendidikan warga yang meningkat menyebabkan pola pandang yang berbeda dengan yang dulu. Taraf kelayakan hidup meningkat, indeks pembangunan manusia terus meningkat, dan berada di posisi tertinggi di seluruh provinsi di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Warga makin sering bersuara, memberikan tinjauan kritisnya terhadap semua hal yang menyangkut kota mereka. Mereka tidak ingin cuma menerima saja, tetapi ikut pula memberikan pendapat terhadap semua hal yang menyangkut fasilitas dan kebijakan publik. Teknologi yang semakin canggih dan era digitalisasi turut mengamplifikasi tiap gagasan yang dilempar oleh publik. Gencarnya media sosial pun turut mempengaruhi proses pembangunan di DKI.
Hal itu disikapi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan memberikan ruang bagi warga untuk bersuara dan berembuk. Hasil rembukan tersebut akhirnya diolah dan diimplementasikan sehingga sesuai dengan kebutuhan warga.
Penumpang menggunakan kartu Jak Lingko di kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (10/10/2021). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pemerintah Provinsi DKI menyadari bahwa untuk mewujudkan Jakarta yang ideal dibutuhkan kolaborasi warga dan pemerintahnya serta didukung oleh teknologi yang tepat atau yang dikenal dalam literature city sebagai 4.0.
ADVERTISEMENT
Dengan melibatkan warga untuk memberikan ide, gagasan, dan inovasi sekaligus mengajak mereka bekerja sama untuk mewujudkan ide tersebut akan membuat Jakarta beranjak menjadi Kota Kolaborasi 4.0.
Melalui visi dan misi Jakarta City 4.0, Pemprov DKI Jakarta terus berinovasi dan berkolaborasi dengan seluruh elemen dengan memanfaatkan teknologi yang pada akhirnya menghadirkan kebahagiaan bagi seluruh manusia yang tinggal di Kota Jakarta.