Jakarta Jadi Kota Sastra Dunia, Bukti Pembangunan Berkelanjutan Terus Dilakukan

26 November 2021 15:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak bersama orang tuadnya membaca buku di perpustakaan mini Taman Suropat, Jakarta, Minggu (21/11).  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak bersama orang tuadnya membaca buku di perpustakaan mini Taman Suropat, Jakarta, Minggu (21/11). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization/UNESCO) menetapkan Jakarta sebagai City of Literature atau Kota Sastra Dunia yang diumumkan lewat laman resmi unesco.org pada 8 November 2021. Kota Sastra Dunia lainnya adalah Gothenburg (Swedia) dan Vilnius (Lithuania).
ADVERTISEMENT
UNESCO memilih Jakarta sebagai kota sastra dunia berdasarkan kategori DKI memiliki sejarah panjang dan potensi besar untuk peningkatan serta pengembangan sastra dan literasi. Sejarah literasi Jakarta terekam sejak masa kerajaan, kolonial, awal-awal kemerdekaan Indonesia, hingga era digital saat ini. Koran, penerbit buku, Balai Pustaka, dan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) pertama kali berdiri di Jakarta.
Jakarta menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang masuk sebagai salah satu dari 49 kota lain di dunia, yang tergabung dalam jaringan kota kreatif dunia (UNESCO's Creative City Network) tahun 2021. Adapun, 7 kategori kota kreatif versi UNESCO’s Creative Cities Networking (UCCN) adalah kerajinan dan kesenian rakyat, kesenian media, musik, film, desain, gastronomi, dan sastra. Hingga kini, total sudah ada 295 kota dari 90 negara ikut berinvestasi dalam budaya dan kreativitas untuk memajukan pembangunan perkotaan berkelanjutan.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menunjukkan buku kepada anak-anak. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap agar terpilihnya Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia ini dapat berlanjut untuk dikembangkan di masa mendatang. Hal ini menunjukkan sejarah Jakarta yang kuat perlu terus dijaga dan dikembangkan pada masa depan.
ADVERTISEMENT
"Kami merasa sangat bangga atas pemilihan UNESCO ini. Sebagai sebuah kota, Jakarta ini harus dibangun secara berkelanjutan. Pembangunan infrastruktur yang kami lakukan selama ini penting untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang maju. Tetapi, kami juga meningkatkan kualitas manusianya. Inilah yang akan mendorong proses pembangunan berkelanjutan,” ujar Anies.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya secara optimal dalam pembangunan, baik infrastruktur maupun kualitas sumber daya manusia (SDM). Hasilnya bisa terlihat dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi DKI Jakarta pada 2021 yang mencapai 81,11. IPM DKI berada di atas rerata nasional 72,29 dan menjadi yang tertinggi dari seluruh provinsi di Tanah Air. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
Anak-anak Jakarta membaca buku. Foto: Instagram/@aniesbaswedan

Sastrawan Berkelas Dunia

Kota Jakarta juga dikenal sebagai pencetak sastrawan berkualitas dan berkelas dunia. Sebut saja Chairil Anwar dan Pramoedya Ananta Toer yang sudah mendapatkan belasan penghargaan internasional.
ADVERTISEMENT
Zaman beranjak, geliat dunia sastra di Tanah Air masih terlihat sampai dengan saat ini, meskipun sudah sekitar 2 tahun terhambat karena pandemi COVID-19. Komunitas-komunitas sastra masih menjadi penopang terus bertahannya potensi dunia sastra di Indonesia.
“Pertumbuhan dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan literasi di seluruh Indonesia secara umum masih sehat,” kata budayawan Betawi Yahya Andi Saputra.
Yahya mengatakan, kegiatan sastra di Jakarta masih digerakkan oleh kelompok-kelompok masyarakat seperti Komunitas Sastra Indonesia (KSI), Dapur Sastra Jakarta, Yayasan Puisi Indonesia (YPI), dan lainnya.
Dua orang anak membaca buku di perpustakaan mini Taman Suropat, Jakarta, Minggu (21/11). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Beri Ruang Berekspresi

Selama ini, Pemprov DKI berkomitmen memberikan ruang kepada semua pihak untuk melakukan kegiatan kesusastraan di pusat-pusat pelatihan seni dan budaya yang telah dibenahi.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan DKI Iwan Hendry Wardhana, dinobatkannya Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia oleh UNESCO tidak terlepas dari tersedianya ruang dan waktu bagi pekerja seni dan budaya di Jakarta untuk berekspresi.
ADVERTISEMENT
"Gubernur DKI Bapak Anies Baswedan sudah lama memberikan ruang dan waktu kepada pekerja seni budaya Jakarta, khususnya terkait dengan kebebasan berekspresi dan berekosistem di DKI," ungkap Iwan, Kamis (25/11).
Iwan menambahkan, pusat pelatihan seni dan budaya sudah tersebar di kota administrasi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Masing-masing kota administrasi memiliki 1 pusat pelatihan.
"Kami membuat aktivitas yang didukung dengan berbagai sumber daya yang ada di Dinas Kebudayaan. Kami cukup yakin bahwa Jakarta akan terus menjadi ekosistem bagi seni budaya," tegas dia.
Apalagi, proses revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) yang hampir selesai digadang-gadang bakal menjadi salah satu fasilitas utama yang mendukung ekosistem tersebut dan menjadi penarik perhatian dunia.
ADVERTISEMENT