Jakarta Sumbang Kasus Corona Tertinggi Nasional Hari Ini

17 Oktober 2021 19:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga berdiri di area Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (23/8).  Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga berdiri di area Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (23/8). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperbarui data situasi COVID-19 pada Minggu (17/10). Kasus konfirmasi corona pada hari ini tercatat bertambah sebanyak 747 orang.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah penambahan tersebut, DKI Jakarta menjadi provinsi penyumbang terbanyak tambahan kasus per hari ini sebanyak 131 kasus. Kemudian Jawa Tengah dengan 87 kasus.
Hasil ini didapat dari pemeriksaan 22.582 spesimen dari 21.227 orang yang dites. Sedangkan secara nasional per hari ini total 223.929 spesimen yang diperiksa.
Sebelumnya, Kepala Dinkes DKI, Widyastuti, mengungkapkan meningkatnya kasus corona di Jakarta karena dilakukan perluasan pemeriksaan di sekolah hingga ke daerah permukiman.
"Kami mendorong dilakukannya ACF ini untuk menekan laju penularan, memperketat kondisi agar tidak ada kebocoran. Kami secara aktif melakukan skrining PCR di lokasi berisiko tinggi, yaitu RT zona merah/oranye/kuning, pada populasi tertutup (closed population) di daerah transmisi kasus tinggi zona RT tersebut, seperti di sekolah, panti asuhan, perkantoran, asrama, mal, dll," ujar Widyastuti dikutip dari PPID, Kamis (14/10).
ADVERTISEMENT
Widyastuti menjelaskan, pihaknya saat ini terus meningkatkan rasio tracing. Per 12 Oktober 2021, rasio tracing di Jakarta sebesar 13,62. Dilihat dari angka tersebut, berarti satu kasus positif dilakukan tes PCR kepada rata-rata 13-14 orang yang berkontak erat.
"Meskipun ada sedikit peningkatan kasus di Jakarta, tapi perlu saya garis bawahi di sini bahwa angka kematian tetap rendah. Pada tanggal 13 Oktober, 0 kematian. Lalu, tanggal 12 Oktober, 1 kematian. Vaksinasi dan deteksi dini cukup berperan dalam menekan angka kematian," ungkap Widyastuti.