Jalur Sepeda Sudirman-Thamrin Tak Cocok untuk Pesepeda Road Bike

4 Maret 2021 16:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesepeda melintasi jalur khusus sepeda yang telah diberikan pembatas jalur permanen di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (24/2).  Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pesepeda melintasi jalur khusus sepeda yang telah diberikan pembatas jalur permanen di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (24/2). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Jalur sepeda permanen yang telah dibuat Pemprov DKI Jakarta di Jalan Thamrin memberi angin segar bagi para pesepeda. Akhirnya, mereka memiliki jalur khusus untuk berolahraga dengan aman, hingga sarana rekreasi.
ADVERTISEMENT
Jajaran Polda Metro Jaya telah mengimbau agar semua pesepeda wajib masuk ke jalur ini. Tapi, bagaimana dengan sepeda sport/balap atau road bike?
Sepeda ini memiliki dimensi yang lebih besar, ramping, dan biasanya pesepeda road bike kerap menggowes dengan kecepatan di atas sepeda umumnya (commuting bike).
Beberapa pegiat sepeda menyatakan pandangannya, salah satunya Andira Pramanta, yang getol mengkampanyekan budaya bersepeda melalui kanal YouTube. Ia menyarankan, agar road bike tidak masuk jalur itu.
"Lajur khusus yang dibuat, baik untuk mengakomodir sepeda rekreasi dan transportasi. Tapi untuk sport/roadbike, sebaiknya tidak lewat lajur tersebut. Terlepas dari namanya "sepeda,"" kata Andira saat dihubungi kumparan, Kamis (4/3).
Pesepeda melintasi jalur khusus sepeda yang telah diberikan pembatas jalur permanen di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (24/2). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Pendapat Andira didasarkan pada argumen, bahwa jenis sepeda sports atau road bike ini memiliki kecepatan rata-rata 35 km/jam ke atas. Sementara aturan dari Pemprov DKI menunjukkan bahwa jalur sepeda digunakan untuk kecepatan 35 km/jam ke bawah.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Andira menegaskan pembuatan jalur sepeda cuma sebagian kecil solusi. Yang paling penting adalah kesadaran sesama pengguna jalan.
"Dan menurut saya lajur khusus hanya bagian kecil dari solusi, yang lebih penting adalah wawasan dan toleransi sesama pengguna jalan. Mental berbagi jalannya yang harus diperkuat, bukan pagarnya," ucapnya.
Senada dengan Andira, salah seorang pegiat sepeda Bugie Hartono juga tidak menyarankan road bike masuk ke jalur sepeda permanen. Alasannya, para pesepeda dengan jenis road bike atau sport bike kerap bergerak berkelompok dengan kecepatan tinggi dan jarak yang rapat.
"Namun, jika group road bike/sepeda sport atau sejenisnya yang berpeleton (lebih dari 5-6 orang dan moving speed di atas 35km/jam) tidak disarankan masuk jalur sepeda, karena sangat berbahaya. Lebih baik menggunakan jalur umum dan kalau diperhatikan, di jalur sepeda Sudirman, ada palang tanda speed max 25 km/jam, tidak cocok untuk bersepeda grup," ucap Bugie.
ADVERTISEMENT
Solusinya, Bugie menyarankan agar para pesepeda road bike menggunakan jalur arteri umum lainnya.
"Jalan arterinya ya yang standar sih, jalannya lebar, tidak terlalu banyak persimpangan dan ramai, dan aspalnya cukup baik. Itu saja rasanya sudah cukup," tutup Bugie.