Jangan Berkerumun! Inkubasi Corona 5 Hari, Timbul Gejala 2 Hari Kemudian

26 November 2020 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pengguna angkutan kereta rel listrik (KRL) mengenakan masker di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (3/3).  Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengguna angkutan kereta rel listrik (KRL) mengenakan masker di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Rata-rata masa inkubasi infeksi virus corona di Indonesia selama 5 hari. Padahal, secara ilmiah menurut WHO, masa inkubasi virus paling lama sekitar 14 hari.
ADVERTISEMENT
Jubir pemerintah dan Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito pun mengingatkan cepatnya masa inkubasi corona di Indonesia. Bahkan menurutnya, gejala bisa terjadi 2 hari setelah masa inkubasi.
"Periode inkubasi antara terpapar virus (corona) dan gejala rata rata hanya 5 hari dan gejala dapat muncul 2 hari kemudian," ujar Wiku saat konferensi pers, Kamis (26/11).
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Wiku meminta kewaspadaan semua pihak terkait kondisi ini. Termasuk dalam meningkatkan proses pelacakan atau tracing terhadap orang-orang yang berkontak erat dengan kasus positif selama masa inkubasi.
"Jika bisa disimpulkan bahwa ada waktu sekitar 3 hari untuk kontak erat tersebut dilacak dan diisolasi segera sebelum melanjutkan penularan ke lingkaran yang lebi luas lagi," jelasnya.
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Wiku juga mengingatkan masyarakat agar tak berkerumun karena risiko penularan corona sangat besar. Wiku meminta semua pihak harus meningkatkan kesadaran disiplin protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini penting untuk perhatian publik bahwa kondisi kerumunan harus dihindari, besar dampaknya peluang (risiko penularan corona) kerumunan. 3T, testing, tracing, treatment harus dilakukan secara menyeluruh," pungkasnya.
Infografik Sumber Penularan Corona di Klaster Perkantoran. Foto: Ilham Syawal/kumparan