Jangan Letakkan Masker Sembarangan saat Pulang ke Rumah, Bisa Jadi Sumber Corona

8 Oktober 2020 15:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wanita sedang menjemur masker sebelum membagikannya secara gratis di sekitar lingkungan, di tengah penyebaran wabah penyakit virus corona, di Tangerang. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita sedang menjemur masker sebelum membagikannya secara gratis di sekitar lingkungan, di tengah penyebaran wabah penyakit virus corona, di Tangerang. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
ADVERTISEMENT
Menggunakan masker saat ke luar rumah kini menjadi sebuah kewajiban di tengah pandemi virus corona. Namun, pemakaian masker juga memiliki aturan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Masker berguna melindungi seseorang dari paparan virus atau bakteri saat kontak dengan seseorang. Virus tersebut akan menempel di masker sehingga terhalang masuk ke dalam mulut dan hidung.
Oleh karena itu, masker akan menjadi medium yang sangat kotor. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, meminta masyarakat untuk tidak meletakkan masker bekas pakai di sembarang tempat, apalagi saat pulang ke rumah.
Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Titik tangkapnya virus yang ada di luar, lalu dia (virus) ke kita, itu kan bisa yang paling berisiko, ya, ke masker ini. Ketika kita itu, kemudian ketemu sama orang, lalu dia bersin dan masker kita kena. Itu kan otomatis yang paling berisiko masker kita ini," ujar Hasto dalam Talkshow “Jaga Keluarga dengan 3M” di Graha BNPB, Kamis (8/10)
ADVERTISEMENT
Masker kain segera diamankan dengan cara disimpan dalam wadah atau langsung dicuci. Sementara masker medis atau masker bedah, segera buang ke tempat sampah.
"Jadi kalau pulang dari rumah, itu masker sudah [amankan]. Jangan sampai masker taruh di sembarang tempat, kemudian maskernya kalau disposable ini, ya, langsung saja, langsung dipotong, masukkan tempat sampah, tidak terpapar orang lain," tuturnya.
Sejumlah pengguna angkutan kereta rel listrik (KRL) mengenakan masker di dalam gerbong KRL di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Selain masker, Hasto mengingatkan masyarakat untuk segera membersihkan diri saat pulang ke rumah. Masyarakat yang beraktivitas padat di luar rumah, harus langsung mengganti pakaian kotor, menyimpannya di wadah tertutup, dan segera mandi.
"Kemudian baju ini kalau pulang habis dari pasar atau ke mana, ya, sudah, masuk di wadah tertutup. Misal, kita taruh kotoran (baju) itu terbuka, keranjangnya, ya, setelah COVID-19 ini kalau beli keranjang cucian, ya, tertutup saja. Kalau perlu ember itu, ember yang rapat itu yang adaa tutupnya, masuk dekat mesin cuci lalu proses. Kalau belum sempat dicuci, ya, masuk situ dulu," ungkap Hasto.
ADVERTISEMENT
"Jadi tidak ada digantung, sudah tidak ada. Kita kan harus mandi kalau pulang. Nah, bedanya dengan cegah COVID-19, ya, keramas. Karena risiko, nih, kalau yang enggak senang keramas jadi repot. Memang pulang, mandi, keramas, keramasnya pakai sampo biar mati [virusnya], mandi [pakai sabun], selesai. Ganti baju yang bersih," pungkas Hasto.
BKKBN kini bergabung ke dalam Satgas COVID-19 di bidang sosialisasi keluarga. Pasalnya, klaster keluarga menjadi salah satu penularan corona terbesar di Indonesia.
"Akhirnya keluarga menjadi peran sentral dari pencegahan COVID-19 ini. Sebelum keluarga menjadi klaster, memang kita bisa tracing untuk meradikalisasi klaster ini, seakar-akarnya kita habiskan, melalui suatu kelompok-kelompok tertentu, entah itu kantor, atau klaster pasar dan sebagainya," ungkap Hasto.
ADVERTISEMENT