Kumplus- Anti galau Imunisasi- DNA

Jangan Percaya Isu Vaksin COVID-19 Bisa Ubah DNA Manusia

14 Januari 2021 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Media sosial sempat diramaikan dengan informasi bahwa vaksin corona dapat mengubah DNA manusia. Kabar ini beredar cukup luas di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Pesan berantai yang beredar menyebutkan vaksin COVID-19 dapat memodifikasi genetik manusia. Klaim itu merujuk pada wawancara seorang konsultan penyembuhan alami, Dr. Andrew Kaufman, yang menjelaskan vaksin corona akan menyediakan sarana untuk menyuntikkan gen kepada manusia.
Berikut sebagian narasi yang dituliskan pada unggahan di laman YouTube dalam bahasa Indonesia, meski kini video tersebut sudah dihapus:
"Anda akan mempelajari hal-hal yang belum pernah Anda dengar sebelumnya tentang pandemi COVID-19. Dr. Kaufman akan menjelaskan mengapa semua ini direncanakan, dan sama sekali bukan tentang virus yang berbahaya, tetapi cara untuk mengendalikan kehidupan manusia.
Dia akan menjelaskan hal-hal tentang jenis vaksin baru yang sedang mereka kembangkan dengan sangat cepat, dan apa yang dia yakini sebagai tujuan sebenarnya dari vaksin ini."
Hoaxbuster soal vaksin corona dapat mengubah DNA manusia. Foto: Facebook/@coconuthealth
Lalu beredar juga informasi yang mengeklaim vaksin corona bisa mengubah manusia menjadi antena 5G. Informasi itu disampaikan oleh Dr. Christiane Northrup, seorang ahli obstetri dan ginekologi.
Northrup mengatakan, vaksin corona mengandung DNA non-manusia dan menyimpan informasi biometrik di mana program akan dikendalikan lewat jaringan 5G. Serta, disebutkan pendiri Microsoft, Bill Gates, adalah dalang di balik semua ini.
Pesan berantai WhatsApp berisi informasi palsu soal vaksin virus corona dapat mengubah DNA manusia. Foto: Screenshot WhatsApp
Benarkah klaim-klaim di atas?
Soal vaksin dapat mengubah DNA manusia, kabar ini jelas hoaks. Vaksin jenis mRNA tidak dapat mengubah DNA manusia karena tak mendorong perubahan dalam inti sel tempat DNA ditemukan.
Dijelaskan Center for Disease Control (CDC), vaksin mRNA sendiri adalah jenis vaksin baru untuk melindungi diri dari penyakit menular.
Untuk memicu respons imun, banyak vaksin memasukkan virus yang dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh manusia.
Sebaliknya, vaksin mRNA justru mengajari sel manusia cara membuat protein untuk memicu respons imun dalam tubuh. Respons imun tersebut akan menghasilkan antibodi dan melindungi manusia dari infeksi virus.
Ilustrasi DNA. Foto: Pixabay
Vaksin jenis mRNA mengandung mRNA dari gen yang mengkode protein Spike yang akan merangsang sistem kekebalan untuk menghasilkan pertahanan terhadap virus. Vaksin mRNA memiliki standar keamanan dan efektivitas yang sangat ketat sebelum bisa digunakan kepada manusia.
Selain itu, tidak ada bukti vaksin jenis mRNA mengandung logam beracun dan DNA non-manusia. Sejauh ini, perusahaan yang mengembangkan vaksin jenis mRNA adalah Pfizer (USA), BioNtech (Jerman) dan Moderna (USA).
Lalu, benarkah vaksin mengubah tubuh manusia jadi antena 5G?
Ini juga informasi palsu. Jaringan 5G bekerja melalui gelombang radio di pita frekuensi yang lebih tinggi dari 3,5 hingga 26 GHz. Oleh sebab itu, mereka memiliki kapasitas yang lebih besar dalam transmisi data.
Sementara vaksin bertujuan untuk mengajarkan tubuh dalam mempertahankan diri dari serangan virus dan bakteri tertentu. Vaksin berisi sisa-sisa mikroorganisme yang dilemahkan atau tidak aktif, untuk merangsang tubuh menghasilkan respons kekebalan dalam upaya melindungi diri dari virus.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten