Jejak Markas Besar Kekaisaran Sunda Nusantara: Dulu di Bekasi Kini di Depok

6 Mei 2021 16:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bekas markas Sunda Nusantara di Bekasi, yang kini kosong. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bekas markas Sunda Nusantara di Bekasi, yang kini kosong. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kekaisaran Sunda Nusantara menghebohkan warga usai salah satu pria mengaku warga dari Kekaisaran tersebut. Dia adalah Rusdi Karepesina.
ADVERTISEMENT
Rusdi ditilang saat terjaring razia kendaraan di Gerbang Tol Cawang, Jakarta Timur, Rabu (5/5) sekitar pukul 11.00 WIB. Kepada polisi, Rusdi mengaku sebagai seorang jenderal di Kekaisaran Sunda Nusantara.
Rusdi mengatakan, Kekaisaran Sunda Nusantara berada di Depok, Jawa Barat, tepatnya di Jalan Ciliwung. Menurut Rusdi, Kekaisaran Sunda Nusantara dipimpin seorang Panglima bernama Alex Ahmad Hadi.
Sebelum di Depok, ternyata Sunda Nusantara pernah memiliki kantor di Kota Bekasi. Tepatnya di Jalan Raya Narogong, RT 01 RW 04, Bojong Rawalumbu. Kantor yang berupa toko itu kini sudah kosong lantaran pada 2018 sudah tak lagi ada kegiatan Sunda Nusantara.
Dari penelusuran di situs pencarian dengan mengetik kata kunci 'Sunda Nusantara', maka akan muncul alamat dari Lembaga Aset dan Keuangan Sunda Nusantara. Namun saat didatangi di Jalan Raya Narogong itu hanya sebuah ruko kosong.
ADVERTISEMENT
Ahmad, pemilik toko itu, mengatakan benar pernah ada perkumpulan yang namanya Sunda Nusantara di situ pada tahun 2014. Namun pada tahun 2018, perkumpulan Sunda Nusantara beserta orang-orang yang sering nongkrong di situ pindah.
"Sudah empat tahun mereka di sini, sebelumnya akhirnya pindah," kata Ahmad, saat berbincang dengan kumparan, Kamis (6/5).
Menurut Ahmad kekaisaran Sunda Nusantara memang sudah lama ada di wilayahnya. Karena, untuk pengikutnya juga sempat dari pihak keluarganya.
"Orang tua saya juga sempat ikut, dengan banyak iming-iming kelompok mereka," katanya.
Mereka tidak memiliki kantor resmi, melainkan kata Ahmad hanya menumpang di toko yang dijadikan ajang pertemuan para pengikut. Para pengurus Sunda Nusantara ini tidak membayar sewa toko karena sudah lebih dulu merekrut orang tua Ahmad sebagai anggota.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Ahmad mengatakan yang dia ingat pada saat itu, selain orang tuanya, semua anggota Sunda Nusantara kebanyakan bukan warga di sekitar rumahnya.
"Kebanyakan orang luar, seperti orang luar pulau Jawa," katanya.
Ahmad mengaku, mereka berdiri sebagai kerajaan, dan masih mengakui sebagai bagian dari negara Indonesia. Karena, mereka masih memasang foto-foto kepala negara di lokasi ruangan para pengikut kekaisaran sunda Nusantara.
"Mereka menyebut sebagai kekaisaran kerajaan, bukan negara, buktinya banyak foto kepala negara yang dipajang dan diakui oleh para pengikutnya," katanya.
Sayangnya, Ahmad tidak mendetailkan lebih lanjut terkait eksistensi Sunda Nusantara ini. Dia juga lupa siapa nama pimpinan Sunda Nusantara yang berkantor di tokonya itu. Ahmad hanya ingat pimpinan Sunda Nusantara dipanggil dengan sebutan Datuk.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Ahmad mengatakan pada saat itu berdasarkan kesaksian dari orang tuanya, salah satu petinggi Sunda Nusantara menjanjikan keuntungan sebagai pengikut. Modusnya adalah Sunda Nusantara memiliki sebuah investasi besar di sebuah tempat yang kelak akan dibagikan kepada para anggotanya.