Jemaah Haji Ilegal yang Meninggal Akibat Panas Ekstrem Mayoritas dari Mesir

21 Juni 2024 15:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Seorang jamaah haji menuangkan air ke kepalanya untuk mendinginkan diri dari panas, saat ia mengikuti ibadah di Mina, Arab Saudi, 17 Juni 2024.  Foto: REUTERS/Mohammed Torokman
zoom-in-whitePerbesar
Seorang jamaah haji menuangkan air ke kepalanya untuk mendinginkan diri dari panas, saat ia mengikuti ibadah di Mina, Arab Saudi, 17 Juni 2024. Foto: REUTERS/Mohammed Torokman
ADVERTISEMENT
Jemaah haji yang meninggal dan jenazahnya bergeletakan di pinggir jalan yang videonya viral belakangan ini, bisa jadi mereka berasal dari Mesir.
ADVERTISEMENT
Sebab, Mesir mencatat kematian jemaah haji yang banyak dan hampir semuanya merupakan jemaah ilegal alias tidak memiliki tasreh (izin resmi) haji. Tak memiliki tasreh sama saja dengan tidak memiliki akses akomodasi dan layanan kesehatan memadai.
Kelelahan dan cuaca panas ekstrem nyaris 52 derajat Celsius turut menjadi penyebab kematian jemaah.
Seorang polisi menolong seorang jemaah haji yang ngedrop akibat lelah dan cuaca ekstrem Foto: FADEL SENNA / AFP
Kantor berita Prancis, AFP, melaporkan, seorang diplomat Arab menginformasikan bahwa dari 658 jemaah Mesir yang meninggal, 630 orang di antaranya merupakan jemaah tak terdaftar alias ilegal. Pada Kamis (20/6) saja, 58 jemaah Mesir meninggal dunia.
Diplomat itu juga mengungkapkan, pejabat Mesir di Arab Saudi telah menerima laporan adanya "1.400 jemaah yang hilang", termasuk 600-an yang meninggal dunia.
Sementara, BBC melansir, bahwa ratusan jemaah haji meninggal dunia di Arab Saudi akibat melonjaknya suhu udara. "Mereka yang meninggal berasal dari lebih dari dua lusin negara dan sebagian besar korban jiwa berasal dari Mesir,” tulisnya.
ADVERTISEMENT
Media Inggris itu mendatangi komunitas di Mesir yang 20 anggota keluarganya meninggal saat berhaji tahun ini. Disebutkan, banyak jemaah dari Mesir berasal dari desa-desa miskin. Mereka sengaja menabung bertahun-tahun untuk pergi haji ke Arab Saudi, negara tetangga yang dipisahkan Teluk Aqaba.

Cerita Jemaah Haji Ilegal

Salah satu jemaah yang meninggal adalah Effendiya, ibu 5 anak berusia 70 tahun dari Provinsi Menoufiya. Dia menjual perhiasannya untuk biaya naik haji.
“Kematian ibuku membuatku hancur,” kata Sayyed, anak bungsunya, sambil menangis. Sayyed menjelaskan bahwa berangkat haji adalah impian terbesar ibunya.
Jamaah haji berjalan dengan payung pada hari ketiga ritual rajam setan, di tengah cuaca yang sangat panas, selama ibadah haji tahunan, di Mina, Arab Saudi, 18 Juni 2024. Foto: REUTERS/Saleh Salem
Effendiya, seorang janda, berangkat ke Makkah dengan visa turis, bukan visa resmi haji. Dia termasuk di antara ratusan ribu jemaah tidak terdaftar yang berharap dapat menunaikan haji tanpa mengantongi izin resmi (tasreh).
ADVERTISEMENT
Biaya haji resmi di Mesir bisa menghabiskan 6.000 dolar per orang (sekitar Rp 98 juta) dan perlu menunggu antrean karena kuota yang terbatas. Pada tahun 2023, Mesir mendapat kuota 35.375 jemaah.
Effendiya menggunakan jasa broker lokal yang menarik biaya setengah dari biaya resmi. Tak cuma biaya murah, broker tersebut menjanjikan layanan bintang lima, begitu kata keluarga Effendiya.
Saat wukuf di Arafah pada 15 Juni 2024, Effendiya dan jemaah ilegal lainnya diturunkan dari bus 12 km dari padang Arafah dan harus berjalan kaki menuju lokasi wukuf.
“Setiap kali saya meneleponnya melalui panggilan video, dia menuangkan air ke kepalanya. Dia tidak tahan dengan panas yang mendidih," kata anak Effendiya yang lain.
ADVERTISEMENT
"Dalam telepon terakhir kami, dia tampak kelelahan," sambungnya.

Tak Dapat Fasilitas

Jamaah haji berdoa saat alat penyiram menyemprotkan air untuk mendinginkan mereka di tengah cuaca yang sangat panas, selama ibadah haji tahunan, di Mina, Arab Saudi, 16 Juni 2024. Foto: REUTERS/Saleh Salem
Para jemaah biasanya tinggal di tenda-tenda ber-AC, memiliki bus yang mengantarkan mereka mengantar ke tempat suci, dan mendapat perawatan medis jika sakit.
Sayyed mengatakan Effendiya dan jemaah haji tidak terdaftar lainnya “tidak mendapat fasilitas tersebut, mereka benar-benar ditinggalkan”. Jemaah ilegal itu berusaha melindungi diri dari panas terik dengan menggunakan seprai untuk membuat tenda.
Effendiya meninggal saat berbaring untuk mengatur napas di tempat teduh di sudut jalan.
Keluarga Effendiya mengatakan mereka tidak dapat menghubungi broker yang mengatur perjalanannya.
Seorang relawan dari Pramuka menyemprotkan air ke jemaah haji untuk mendinginkan suhu di tengah cuaca panas ekstrem di Makkah, Juni 2024. Foto: X/@makkahregion
Pihak berwenang Mesir mengatakan banyak dari jemaah haji yang meninggal tidak terdaftar, sehingga sulit menentukan jumlah korban meninggal secara resmi. Kemlu Mesir mengatakan memerlukan banyak waktu dan upaya untuk mengidentifikasi jemaah yang meninggal dan menghubungi keluarga mereka.
ADVERTISEMENT
Anak-anak Effendiya bersedih ditinggalkan ibu mereka. Namun, mereka lega karena Effendiya dimakamkan di Makkah. "Dia berharap untuk meninggal dan dimakamkan di kota suci itu. Mimpinya menjadi kenyataan,” kata Manal, anak Effendiya yang lain.

Arab Saudi Memperketat Haji

Aparat Arab Saudi melakukan razia jelang puncak haji 2024 Foto: X/@makkahregion
Sementara itu, Arab Saudi tahun ini memperketat penyelenggaraan haji. Mereka yang menawarkan jasa haji ilegal ditangkap dan dihukum, pemakai jasanya dideportasi dan ditangkal masuk hingga 10 tahun.
Lebih 200 ribu jemaah ilegal berhasil “diusir” saat hendak memasuki Makkah, tapi yang lolos juga tak kalah banyaknya.
Arab Saudi melaporkan jumlah jemaah haji resmi sebanyak 1,8 juta jiwa — 1,6 juta di antaranya berasal dari luar Saudi. Dengan adanya jemaah ilegal, diperkirakan haji tahun ini diikuti lebih 2 juta orang.
Seorang wanita mengipasi wajah seorang jamaah haji untuk menenangkan diri saat mereka menjalani ibadah, di tengah cuaca yang sangat panas, selama ibadah haji tahunan, di Mina, Arab Saudi, 18 Juni 2024. Foto: REUTERS/Saleh Salem
Arab Saudi menegaskan bahwa sebagian besar jemaah yang meninggal pada musim haji saat ini bukan bagian dari delegasi haji nasional yang berangkat sesuai kuota masing-masing negara.
ADVERTISEMENT
Kementerian Media Arab Saudi menjelaskan bahwa orang-orang tersebut memasuki Arab Saudi dengan mengantongi visa wisata atau visa kunjungan beberapa bulan sebelum ibadah haji dimulai.
“Orang-orang ini tetap berada di Makkah hingga musim haji dan melakukan ibadah haji tanpa izin yang sesuai,” kata Kementerian Media Saudi dalam pernyataannya, Kamis (20/6).
Penampakan 5 WNI yang ditangkap aparat keamanan Arab Saudi karena menawarkan jasa haji ilegal, Juni 2024. Foto: Dok. security_gov
Saudi tak merilis berapa jumlah jemaah yang wafat. Namun, mereka mencatat pada hari Minggu (16/6), tercatat 2.700 kasus kelelahan akibat cuaca panas.
Puncak haji resmi berakhir pada Rabu (19/6). Jemaah haji saat ini sedang menunggu kepulangan ke negara masing-masing.
ADVERTISEMENT