Jenderal Sudan Bubarkan Pemerintahan dan Berlakukan Situasi Darurat

25 Oktober 2021 19:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang dekat benda-benda terbakar yang tergeletak di jalan-jalan Kartoum, Sudan, di tengah laporan kudeta, 25 Oktober 2021. Foto: RASD SUDAN NETWORK melalui REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang dekat benda-benda terbakar yang tergeletak di jalan-jalan Kartoum, Sudan, di tengah laporan kudeta, 25 Oktober 2021. Foto: RASD SUDAN NETWORK melalui REUTERS
ADVERTISEMENT
Pejabat Militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan membubarkan pemerintahan transisi pada Senin (25/10/2021). Dia juga memberlakukan situasi darurat.
ADVERTISEMENT
Keputusan itu diambil Abdel usai kudeta terhadap Pemerintahan Sudan di bawah PM Abdalla Hamdok terjadi. Hamdok dan beberapa anggota pemerintahan transisi saat ini ditahan di tempat rahasia.
"Untuk memperbaiki arah revolusi, kami putuskan untuk menyatakan keadaan darurat nasional dan membubarkan dewan kedaulatan transisi serta membubarkan kabinet," ucap Burhan seperti dikutip dari AFP.
Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok. Foto: ASHRAF SHAZLY/AFP
Kudeta yang terjadi pada Senin pagi ini membuat kondisi Sudan kacau balau.
Usai PM Hamdok ditangkap, bandara internasional ditutup. Internet di Sudan bahkan sempat diputus selama beberapa saat.
Kementerian Informasi yang berada di bawah otoritas sipil Sudan menyerukan warga melawan kudeta militer. Seruan tersebut membuat warga turun ke jalan untuk menolak kudeta dan mendukung pemerintahan sipil.
Demo di depan kantor Kemhan Sudan di ibu kota Khartoum berujung bentrok. Belasan warga sipil dilaporkan terluka lantaran terkena tembakan peluru tajam.
ADVERTISEMENT

Pembagian Kekuasaan

Orang-orang berjalan melewati benda-benda terbakar yang tergeletak di jalan-jalan Kartoum, Sudan, di tengah laporan kudeta, 25 Oktober 2021. Foto: RASD SUDAN NETWORK melalui REUTERS
Sejak 2019, kekuasaan di Sudan terbagi dua antara militer dan sipil. Pembagian dilangsungkan usai Presiden Omar Al-Bashir terguling pada di tahun yang sama.
Al-Bashir adalah tokoh militer yang memerintah di Sudan selama dua dekade lebih. Selama berkuasa di Sudan Al-Bashir memerintah dengan tangan besi.
Presiden Sudan, Omar al-Bashir. Foto: AFP/ASHRAF SHAZLY
Eks Presiden Sudan ini sudah berada di balik jeruji besi. Namun, Al-Bashir tetap masuk dalam daftar buronan internasional karena dugaan genosida, hingga kejahatan perang di Darfur.
Sementara itu, pembentukan pemerintahan gabungan usai Al-Bashir terguling, sebenarnya bermuara pada rencana pembentukan pemerintahan sipil penuh di Sudan.
Namun, selama dua tahun berjalan kondisi politik di Sudan kerap panas. Pada September lalu bahkan upaya kudeta sempat terjadi, tetapi berhasil diredam.
Orang-orang dekat benda-benda terbakar yang tergeletak di jalan-jalan Kartoum, Sudan, di tengah laporan kudeta, 25 Oktober 2021. Foto: RASD SUDAN NETWORK melalui REUTERS
Dua hari sebelum kudeta Senin ini, salah satu faksi politik di Sudan memperingatkan potensi kudeta. Mereka menuntut penyerahan kekuasaan ke sipil sepenuhnya segera dilakukan.
ADVERTISEMENT
Setelah seruan tersebut, faksi politik Sudan tersebut malah diserang massa tak dikenal.