Jerman Ungkap Tokoh Oposisi Rusia Diracun dengan Novichok
ADVERTISEMENT
Tokoh oposisi Rusia yang kerap mengkritik Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny (44), tengah menjalani perawatan di RS Charite Berlin, Jerman. Kondisi kesehatannya saat koma usai diracun saat dalam perjalanan menuju Moskow.
ADVERTISEMENT
Kanselir Jerman Angela Merkel mengungkapkan Navalny menjadi korban percobaan pembunuhan oleh agen saraf, Novichok. Merkel pun meminta pertanggungjawaban Rusia atas kasus ini.
"Alexei Navalny adalah korban serangan dari agen saraf kimiawi kelompok Novichok. Racun ini dapat diidentifikasi dengan jelas dalam pengujian," kata Merkel dilansir Reuters, Kamis (3/9).
"Ini merupakan informasi yang mengganggu tentang percobaan pembunuhan dengan racun terhadap tokoh oposisi terkemuka Rusia," lanjutnya.
Novichok merupakan agen syaraf kelas militer yang luar biasa mematikan. Racun ini sebelumnya pernah digunakan untuk melumpuhkan mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia, di Inggris pada 2018 lalu.
Pemerintah Jerman pun akan menginformasikan mitranya di Uni Eropa dan NATO terkait hasil tes toksologi sampel darah, yang membuktikan ada racun saraf kimia dari kelompok Novichok pada tubuh Navalny.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, juga mendesak Rusia untuk ikut menyelidiki kasus keracunan yang dialami Navalny.
"Kami mengutuk serangan ini. Mereka yang bertanggung jawab di Rusia untuk ikut mengidentifikasi dan dimintai pertanggungjawaban," ucap Maas.
Rusia Bantah dan Butuh Bukti
Kementerian Luar Negeri Rusia menilai pernyataan Jerman soal Navalny diracuni dengan Novichok tak didukung bukti yang kuat.
Kementerian menyatakan Rusia tak akan bekerja sama dengan Moskow untuk mengusut kasus ini.
Secara terpisah, juru bicara Kremlin, Dmitry Perkov, menyatakan pihaknya ini ada pertukaran informasi penuh. Perkov berharap ada kerja sama antara Jerman dan Rusia. Namun, saat ini ia belum bisa memberikan respons atas temuan Jerman soal racun Novichok di tubuh Navalny.
ADVERTISEMENT
Kecam Penggunaan Racun Novichok
Sejumlah negara di Eropa ikut mengutuk insiden ini. Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian mengecam penggunaan agen saraf Novichok dalam upaya pembunuhan Navalny.
"Saya ingin mengutuk sekuat mungkin penggunaan agen semacam ini dan sangat tidak bertanggung jawab," ujar Le Drian.
Senada dengan Prancis, Inggris juga bersikeras Rusia harus bisa memberikan penjelasan. Sebab, Novichok yang merupakan senjata kimia terlarang justru digunakan kembali.
"Pemerintah Rusia memiliki kasus yang harus dijawab, untuk mengungkapkan kebenaran tentang apa yang terjadi pada Navalny. Ini benar-benar tidak dapat diterima, bahwa senjata kimia terlarang ini telah digunakan kembali. Sekali lagi, kami melihat kekerasan diarahkan kepadanya," ungkap Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, Inggris pun siap memberikan bantuan kepada Jerman untuk membantu penyelidikan.
"Kami akan siap menawarkan semua dukungan yang tersedia untuk membantu Jerman dalam menyelidiki dan mengambil tindakan yang diperlukan," tutup Menteri Kesehatan Matt Hancock.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona