JK Sebut 2022 Tahun Romantis: Semua Cari Koalisi, Semoga Akhir Tahun Terbentuk

31 Januari 2022 19:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla.  Foto: Dok. DMI
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla. Foto: Dok. DMI
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) berpandangan tahun 2022 merupakan momen romantis bagi kancah perpolitikan jelang Pemilu 2024. Sebab, kata dia, di tahun 2022, semua orang akan mencari pasangan dan koalisi untuk maju dalam pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
"Berkoalisi itu politis, tawar menawar. Banyak orang tanya begini ke saya, 'Pak JK apakah tahun ini tahun politik panas?'. Oh tidak, tahun ini tahun yang romantis karena semua orang ingin mencari pasangan, ingin keliling mencari pasangan, cari koalisi. Jadi semua mencari yang cantik dan gagah gitu kan," kata JK dalam pembukaan Rakernas PKS 2022, Senin (31/1).
Menurut JK, kemungkinan akhir 2022 sudah mulai terlihat pasangan capres cawapres yang akan maju di pemilu 2024.
"Persis orang pacaran sekarang, bicara ke sini bagaimana ke kita, bicara ke sini, mudah-mudahan kita bisa, semua insyaallah. Jadi nanti akhir tahun mungkin sudah ada keliatan siapa yang bisa berpacaran, siapa yang berpasangan," ucap dia.
JK berpandangan kemungkinan tahun 2023 perpolitikan akan mulai panas. Namun, tahun ini, ia menyebut akan lebih banyak lobi-lobi antar tokoh dan parpol.
Ilustrasi daftar calon tetap anggota DPR RI pemilu tahun 2019. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
"Jadi tahun ini tahun paling aman, 2023 mungkin agak panas, tapi 2022 sangat romantis. Banyak lobi-lobi, banyak undangan makan, diundang makan ke sini ngomong-ngomong, tes-tes pendapat, bagaimana kalau kita sama-sama," ujar JK.
ADVERTISEMENT
Terkait koalisi nasionalis religius, JK mengatakan sebenarnya semua partai memiliki ideologi yang hampir sama. Sehingga, ia berpandangan semua parpol masih memiliki kans untuk berkoalisi.
"Sebenernya partai-partai sekarang hampir sama semua ideologinya, nasionalis religius, yang dianggap partai Islam seperti PKS atau PKB atau PAN, partai nasionalis seperti PDIP, Golkar dan sebagainya. Tapi kalau dalam pelaksanannya Golkar lebih duluan merayakan maulid daripada PKS gitu kan, atau lain-lainnya, halal bihalal tapi Natal juga," kata dia.
"Semua orang menuju nasionalis, tapi kalau dikatakan PKS itu partai agama diprotes juga, kita nasionalis juga. Jadi, sebenarnya hampir semua sama partai-partai ini. Semua menjalankan nasionalis-religius, karena itu ya mereka siap berkoalisi," tutup JK.