news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Joe Biden Bekukan Akses USD 1 Miliar Milik Para Jenderal Myanmar Imbas Kudeta

11 Februari 2021 2:43 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, setelah dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat. Foto: Tom Brenner/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, setelah dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat. Foto: Tom Brenner/Reuters
ADVERTISEMENT
Kudeta militer di bawah pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing telah menguasai Myanmar sejak 1 Februari lalu. Militer menangkap Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan para politisi Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) atas tudingan kecurangan pemilu.
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, bereaksi keras atas kudeta tersebut. Biden mendesak militer Myanmar segera melepaskan kekuasaannya dan membebaskan Aung San Suu Kyi dkk.
Biden menyatakan sejauh ini pihaknya telah memutus akses dana senilai USD 1 miliar milik para jenderal Myanmar di AS.
Ia mengancam akan menerapkan sanksi baru, seperti pembekuan aset militer Myanmar di AS, jika desakan tersebut tak dijalankan.
"Saya telah menyetujui perintah eksekutif baru yang memungkinkan kami untuk segera memberikan sanksi kepada para pemimpin militer yang mengarahkan kudeta, kepentingan bisnis mereka serta keluarga dekat," kata Biden seperti dikutip dari AFP pada Rabu (10/2) waktu setempat.
Orang-orang memegang plakat dan spanduk saat mereka melakukan unjuk rasa menentang kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Yangon, Myanmar, Rabu (10/2). Foto: Stringer/REUTERS
Militer Myanmar menggulingkan pemerintahan sipil pada Senin (1/2) pagi dengan tuduhan kecurangan Pemilu 2020. Pemilu tersebut dimenangi Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) besutan Aung San Suu Kyi.
ADVERTISEMENT
Militer saat ini menetapkan keadaan darurat selama setahun dan berjanji akan mengadakan kembali pemilu. Militer juga membatasi layanan internet dan telekomunikasi masyarakat.
Kudeta ini mendapat protes besar masyarakat Myanmar. Mereka memukul panci, wajan, dan membunyikan klakson sebagai bentuk protes terhadap militer. Para tenaga kesehatan juga menggelar aksi mogok kerja, yang menjadi bagian dari gerakan pembangkangan sipil.