Joe Biden: Jika Trump Tak Mau Kerja Sama Akan Lebih Banyak Warga yang Mati

17 November 2020 9:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden terpilih AS Joe Biden, menghadiri peringatan Hari Veteran di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, Rabu (11/11). Foto: Jonathan Ernst/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden terpilih AS Joe Biden, menghadiri peringatan Hari Veteran di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, Rabu (11/11). Foto: Jonathan Ernst/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden memperingatkan bahaya jika Donald Trump menolak bekerja sama dengan tim transisi. Biden memprediksi banyak warga akan mati karena corona bila Trump masih keras kepala.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini Trump belum mengakui kekalahan pada pemilu. Hal itu menyebabkan, tim transisi yang disiapkan Biden tak bisa bekerja sama dengan pemerintahan saat ini untuk menangani isu krusial seperti penanganan virus corona, distribusi vaksin, dan keamanan nasional.
Biden menyebut, sikap Trump enggan bekerja sama adalah penghancur transisi kekuasaan yang dapat berakibat fatal di tengah upaya memerangi virus corona.
Presiden AS Donald Trump menghadiri peringatan Hari Veteran di Pemakaman Nasional Arlington, Virginia, Amerika Serikat, Rabu (11/11). Foto: Carlos Barria/REUTERS
“Akan banyak yang mati jika mereka tidak berkoordinasi dalam pendistribusian vaksin secepat mungkin,” kata Biden dalam konferensi pers, seperti dikutip dari AFP, Selasa (17/11).
“Jika harus menunggu sampai (hari inaugurasi) 20 Januari untuk mulai rencana, akan menempatkan kita tertinggal berbulan-bulan. Dan, sangat penting agar ini diselesaikan, kita harus berkoordinasi sekarang,” sambung Biden.
ADVERTISEMENT
Sebab, jumlah kasus corona di AS kini terus melonjak dibutuhkan langkah cepat untuk menghentikan laju penyebaran virus.
Pekan lalu, kasus infeksi corona di AS bertambah satu juta. Total kasus corona di AS pun sudah mencapai 11 juta kasus yang 246 ribu di antaranya meninggal dunia.
AS hingga kini masih berada di negara dengan jumlah kasus infeksi corona tertinggi di dunia.