Joe Biden Tiba di Korea Selatan, Bahas Ancaman Korut dan Dominasi China

20 Mei 2022 17:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Joe Biden menaiki Air Force One sebelum keberangkatan dari Pangkalan Gabungan Andrews di Maryland, 19 Mei 2022, saat ia melakukan perjalanan ke Korea Selatan dan Jepang, dalam perjalanan pertamanya ke Asia sebagai Presiden. Foto: SAUL LOEB / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Joe Biden menaiki Air Force One sebelum keberangkatan dari Pangkalan Gabungan Andrews di Maryland, 19 Mei 2022, saat ia melakukan perjalanan ke Korea Selatan dan Jepang, dalam perjalanan pertamanya ke Asia sebagai Presiden. Foto: SAUL LOEB / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendarat di pangkalan udara AS di Osan, Korea Selatan, pada Jumat (20/5/2022). Ini merupakan kunjungan pertamanya ke Asia setelah menjabat sebagai presiden.
ADVERTISEMENT
Kunjungan tersebut menjadi bagian dalam upaya Biden untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan Negeri Gingseng.
Tak hanya itu, misi untuk menghempas dominasi China di kawasan Asia juga menjadi tema utama Biden dalam lawatannya itu.
Biden dijadwalkan bertemu dengan Presiden baru Korsel, Yoon Suk-yeol, untuk pertama kalinya secara langsung.
Keduanya akan mengunjungi pabrik Samsung Electronics pada Jumat (20/5/2022) menjelang acara sehari penuh pada keesokan harinya.
Wakil Ketua Samsung Electronics, Jay Y. Lee, diharapkan menjadi tuan rumah tur presiden AS.
Wakil Ketua Samsung Electronics, Jay Y. Lee, tiba di pengadilan tinggi Seoul di Seoul, Korea Selatan, Jumat (25/10/2019). Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
Namun, Korsel tampaknya akan mengadopsi nada berhati-hati di depan umum mengenai topik tersebut. Sebab, Beijing adalah mitra dagang utama Seoul.
Korsel diharapkan menjadi salah satu anggota perdana Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF). Anggota yang terpilih akan menetapkan standar tenaga kerja, lingkungan, dan rantai pasokan.
ADVERTISEMENT
Para anggota akan diumumkan selama perjalanan Biden tersebut.
Yoon mengatakan, bergabung dengan kerangka kerja itu tidak harus bertentangan dengan hubungan ekonomi Korsel dengan China.
"Tidak perlu melihatnya sebagai zero-sum," kata Yoon.

Bersiap Hadapi Ancaman Korea Utara

Suasana selama uji coba peluncuran "tipe baru" rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara yang dirilis pada Kamis (24/3/2022). Foto: Dok. Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara
Dalam pertemuannya, Biden dan Yoon juga akan menghadapi masalah berat terkait ancaman Korut. Pemimpin Korut, Kim Jong-un, mengabaikan pembekuan pengujian rudal balistik antarbenua (ICBM).
Kim dilaporkan sedang bersiap untuk melanjutkan pengujian bom nuklir saat Biden mengunjungi Semenanjung Korea.
"Kerja sama AS dengan Korea Selatan dan Jepang hanya akan menguat dalam menghadapi provokasi lebih lanjut oleh Korea Utara. Kami siap untuk kemungkinan itu," kata penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan.
"Amerika Serikat telah memberi tahu sekutu dan China, provokasi semacam itu selama kunjungan AS akan menyebabkan penyesuaian pada cara militer kita diposisikan di kawasan itu," sambung dia.
Presiden baru Korea Selatan Yoon Suk-yeol melambai kepada para pendukungnya saat pergi setelah menghadiri upacara pelantikannya di Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Selasa (10/5/2022). Foto: Yonhap via REUTERS
Yoon mengisyaratkan, dia akan mengambil sikap yang lebih keras terhadap Pyongyang daripada pendahulunya. Dia juga diperkirakan akan meminta bantuan Biden untuk menghadapi ancaman keamanan.
ADVERTISEMENT
Yoon juga telah memberikan peringatan dini bila ada tanda-tanda serangan akan segera terjadi. Dia juga berjanji untuk memperkuat kemampuan pencegahan Selatan.
Korut telah mengungkap wabah COVID-19 dalam sepekan terakhir, tetapi mengabaikan seruan untuk kembali berdiplomasi.
Washington mengatakan, pihaknya terbuka untuk pembicaraan langsung kapan saja dengan Kim.
Namun, AS hingga kini belum menawarkan ide-ide baru tentang cara membujuk pemimpin negara itu kembali ke dalam negosiasi.
Penulis: Sekar Ayu.