#JogjaMemanggil Menggema di Twitter, UGM Imbau Mahasiswa Demo Tidak Anarkistis

20 Oktober 2020 12:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabag Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kabag Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Tagar #JogjaMemangil kembali bergema di media sosial Twitter. Rencananya massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) akan menggelar demo di Bundaran UGM pada siang hari ini, Selasa (20/10).
ADVERTISEMENT
Terkait rencana aksi tersebut Kabag Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani menjelaskan demo merupakan wujud dari sistem demokrasi. Namun jangan sampai demo digelar secara anarkistis.
"Jadi enggak ada yang salah dengan demo dan menyampaikan pendapat, sejauh demo itu sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi, tidak anarkistis, menjaga kenyamanan dan keamanan semua, tidak mengganggu pengguna jalan yang lain dan yang pasti tidak melanggar Undang-Undang dan peraturan yang ada," kata Iva melalui pesan tertulisnya, Selasa (20/10).
Iva yakin para mahasiswa khususnya mahasiswa UGM bisa menjaga hal itu semua.
"Sehingga bisa menyampaikan aspirasi melalui jalur yang tepat," ujarnya.
Dia juga berpesan kepada mahasiswa agar lebih bijak beraktivitas di masa pandemi corona ini.
"Apalagi di tengah pandemi seperti ini. Saya berharap mahasiswa lebih bijak dalam beraktivitas, jangan sampai berdampak pada peningkatan kasus COVID," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono meminta masyarakat tidak demo turun ke jalan di masa pandemi corona ini. Panut menjelaskan, aspirasi mahasiswa bisa disampaikan dengan cara lain seperti seminar.
"Kalau kami jelas mengimbau bahwa mahasiswa di dalam mengkritisi apa pun kebijakan pemerintah itu tidak usah turun ke jalan (selama pandemi corona). Universitas tempat intelektual ketika berbeda pandangan entah kebijakan baru dari pemerintah atau apa ya sebaiknya kita imbau kita harapkan para mahasiswa mengkajinya secara kritis akademis di dalam kampus dengan diskusi, FGD seminar, dan lain-lain," ujar Panut di Kepatihan Pemda DIY, Senin (12/10).
Kritik mahasiswa melalui diskusi hingga seminar itu nantinya akan kampus salurkan ke pemerintah maupun DPR. Panut menjelaskan, pihak kampus akan dengan senang hati membantu mahasiswa menyampaikan aspirasinya.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini: