John Kerry: AS Tak Hadir di KTT Iklim Paris adalah Aib

13 Desember 2017 11:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
John Kerry, eks Menlu AS. (Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
John Kerry, eks Menlu AS. (Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes)
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry menyayangkan tidak hadirnya negaranya dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) perubahan iklim di Paris, One Planet. Menurutnya tindakan itu adalah aib.
ADVERTISEMENT
"Ini sangat mengecewakan. Bahkan lebih parah dari rasa kecewa dan sudah jadi aib jika mempertimbangkan fakta pengetahuan, akal sehat serta apa pun yang sudah dikerjakan," sebut Kerry seperti dikutip dari AFP, Rabu (13/12).
Dia mengatakan, AS yang memilih meninggalkan perjanjian perubahan iklim Paris adalah bentuk penghinaan bagi dunia.
"Perjanjian Paris butuh waktu 26 tahun untuk disetujui dan ini sudah tidak dihormati oleh orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan," jelas dia.
Sekitar 60 pemimpin dunia ikut serta dalam KTT One Planet di Paris. Tidak cuma itu, KTT ini juga turut dihadiri ratusan pemimpin perusahaan, menteri, dan peneliti lingkungan hidup.
KTT ini diinisiasi oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Tujuan KTT One Planet antara lain untuk merespons putusan Donald Trump yang meminta AS keluar dari perjanjian Paris.
ADVERTISEMENT
Trump dalam pertemuan One Planet ini tidak diundang. AS diwakili oleh diplomat senior di Kedutaan Besar AS di Prancis, Brent Herdit.
Pelaksanaan KTT One Planet juga menandakan dua tahun disepakatinya perjanjian Paris. Kesepakatan tersebut bisa tercapai atas diplomasi dari Kerry serta Presiden ke-44 Barack Obama.
Trump mengeluarkan AS dari perjanjian Paris pada pertengahan tahun ini. Dia mengatakan, keluar dari perjanjian Paris merupakan janji dari kampanyenya.
"Kami keluar (dari Perjanjian Paris). Saya dipilih oleh rakyat Pittsburgh, bukan Paris," ujar Donald Trump, presiden Amerika Serikat, Kamis (1/6).
Perjanjian yang diratifikasi oleh Obama pada September 2016 ini, menurut Trump, bisa merugikan perekonomian, memicu pengangguran, dan melemahkan kedaulatan AS hingga bisa membuat negara itu kalah bersaing.
ADVERTISEMENT
Trump mengklaim keikutsertaan Amerika Serikat dalam Perjanjian Paris akan merugikan negaranya sebesar 3 triliun dolar AS dan 6,5 juta lapangan kerja.