Jokowi Akan Bangun Pusat Riset dan Inovasi di Ibu Kota Baru

26 November 2019 5:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat meninjau Gamcheon Culture Village di Busan, Korea Selatan Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat meninjau Gamcheon Culture Village di Busan, Korea Selatan Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi bertemu dengan para peneliti Indonesia yang bermukim di Korea Selatan pada Senin (25/11). Jokowi bertemu para peneliti itu di sela agenda KTT ASEAN-Republic of Korea.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan sekitar 45 menit itu, Jokowi menyatakan akan membangun Pusat Riset dan Inovasi di Ibu Kota Baru. Bahkan Jokowi menyebut, pemerintah telah menyiapkan lahan yang luas untuk Pusat Riset dan Inovasi.
"Saya enggak tahu nanti perisetnya ada berapa puluh ribu, tapi saya ingin gede banget karena memang sudah kita siapkan lahan di ibu kota yang baru. Dan kita ingin kalau sudah masuk ke sana artinya memang harus dibelokkan. Yang dulu anggarannya banyak ke infrastruktur akan mulai digeser masuk ke riset dan inovasi," ujar Jokowi di Hotel Lotte, Busan, Korsel, dalam keterangan yang dirilis Kemensetneg, Selasa (26/11).
Jokowi menyatakan, fokus pemerintah untuk memperkuat riset dan inovasi itu dilakukan setelah pembangunan SDM.
Presiden Joko Widodo meresmikan Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019 Rabu (6/11/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Kita tidak ingin pikiran kita itu semuanya kita kerjakan, dan enggak ada hasilnya semuanya. Jadi pemerintah sekarang ini ingin bekerjanya fokus, gampang dikontrol, dicek, diawasi, sehingga tidak semuanya. Memang ini kita baru menata untuk riset dan inovasi," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga berpesan kepada para peneliti tidak lupa untuk kembali dan membangun Tanah Air.
"Sekarang di sini dulu enggak apa-apa, melihat, mengamati, kemudian pada titik tertentu memang nantinya semuanya harus kembali membangun negara kita," ucap Jokowi.
Sementara itu di pertemuan tersebut, para peneliti menyampaikan gagasan-gagasan terkait riset dan inovasi kepada Presiden. Gagasan tersebut dirumuskan dalam judul "Korea Selatan sebagai Inspirasi Percepatan Kemajuan Riset dan Inovasi di Indonesia" dan "Strategi Riset dan Inovasi Menuju Indonesia Emas 2045".
Gregorius Rionugroho Harvianto, salah seorang peneliti yang hadir mengatakan, gagasan-gagasan tersebut bersumber dari pengalamannya dan rekan-rekannya selama menjalani riset di Korea Selatan.
"Gagasan bagaimana menggunakan anggaran riset lebih efektif dan efisien untuk strategi riset inovasi kita, yang kita kasih judul 'Strategi Riset dan Inovasi Menuju Indonesia Emas 2045'. Jadi kami melihat ini sebuah visi jangka panjang, bukan hanya 5 tahun ke depan," kata Rio.
Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Setidaknya ada tiga gagasan yang Rio sampaikan di hadapan Jokowi. Pertama, Rio mengusulkan pembangunan Universitas Riset Indonesia. Di Korea Selatan, kata Rio, ada University of Science & Technology (UST) yang berfokus merekrut lulusan S-1 untuk kemudian ditempatkan di lembaga-lembaga riset.
ADVERTISEMENT
"Indonesia butuh Universitas Riset Indonesia karena kita butuh menambah jumlah peneliti Indonesia dalam waktu relatif singkat. UST menghasilkan lulusan dengan impact factor yang besar, tiap lulusan menghasilkan 2 paten dan 2 paper. Dana LPDP cukup besar, justru lebih baik dananya diputar di dalam negeri, untuk riset di dalam negerinya dibandingkan ke luar negeri," jelas Rio.
Kedua, Rio mengusulkan perlunya percepatan riset dan inovasi di industri, bukan hanya di lingkungan kampus. Terakhir, ia mengusulkan revolusi konsep triple helix untuk sumber daya manusia Indonesia yang unggul.