news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jokowi: Aura Krisis Kesehatan Harus Digaungkan Sampai Vaksin Corona Ditemukan

27 Juli 2020 9:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (tengah) berpidato di depan para pedagang kecil yang terdampak COVID-19 di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (tengah) berpidato di depan para pedagang kecil yang terdampak COVID-19 di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas berisi arahan kepada Komite Penanganan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan COVID-19, Senin (27/7). Dalam ratas tersebut, Jokowi menekankan pentingnya keseriusan menangani wabah corona.
ADVERTISEMENT
Keseriusan ini bukan tanpa sebab. Jokowi menjelaskan, saat ini kasus positif COVID-19 global sudah mencapai 15.800.000 sementara angka kematian mencapai 640 ribu. Jokowi mencontohkan kasus corona di Amerika Serikat mencapai 4,2 juta, Brasil 2,3 juta dan India 1,4 juta.
Indonesia juga harus mengantisipasi hal ini.
"Oleh sebab itu hati-hati betul, jangan sampai aura krisis itu sudah hilang, semangat menangani krisis ini hilang atau turun," ujar Jokowi saat membuka ratas virtual.
Selain itu, Jokowi menekankan, Komite COVID-19 sengaja dibentuk untuk mengintegrasikan kebijakan kesehatan dan ekonomi. Komite ini dibuat agar penanganan wabah corona bisa mengatasi sekaligus masalah kesehatan dan ekonomi.
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Namun, ia menjelaskan, prioritas tetaplah sektor kesehatan.
"Komite ini dibentuk untuk mengintegrasikan kebijakan kesehatan dan ekonomi agar seimbang gas dan remnya. Dan penanganan kesehatan jadi prioritas, tak boleh mengendur sedikit pun," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
Jokowi mengatakan, semua pihak, tak hanya Komite COVID-19 harus terus bahu membahu bekerja keras untuk mengatasi pandemi corona. Ia juga mengingatkan, dalam bekerja, jangan sampai ada ego sektoral antar kementerian atau lembaga atau komite atau pihak yang terkait.