Jokowi: BBM Naik 10% Saja Saya Didemo 3 Bulan, Kalau 100% Didemo Berapa Bulan?

5 Agustus 2022 11:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
Presiden Jokowi menuju Pulau Rinca Taman Nasional Komodo, Kamis, (21/7/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menuju Pulau Rinca Taman Nasional Komodo, Kamis, (21/7/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengingatkan pertumbuhan ekonomi dunia bukan hanya turun tetapi anjlok. Mulai dari Singapura, Eropa, Australia hingga Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
“Pertumbuhan ekonomi turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik. Ini kondisi yang sangat boleh saya sampaikan, dunia pada kondisi yang mengerikan,” kata Jokowi.
Pernyataan Jokowi disampaikan pada acara Silatnas Persatuan Purnawirawan TNI AD di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jumat (5/8).
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Umum PPAD Letjen Purn Doni Monardo, Menko Marimves Luhut Pandjaitan, Menhan Prabowo Subianto, KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman dan lain-lain.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan, hari ini inflasi Amerika Serikat di posisi 9,1 persen, bensin naik dua kali lipat. Pun begitu juga dengan Eropa.
“Coba di negara kita bayangkan, Pertalite naik dari Rp 7.650 harga sekarang kemudian jadi harga yang bener Rp 17.100, demonya berapa bulan? Naik 10 persen saja demonya saya ingat, demonya 3 bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih demonya akan berapa bulan?” ungkap Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sana, oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi yang tidak kecil Rp 502 triliun, yang tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia,” imbuh Jokowi.
Kendaraan bermotor antre untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di SPBU Imam Bonjol, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2022). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Jokowi lalu menjelaskan apa yang sudah dilakukan pemerintah dalam rangka bersaing dengan negara-negara lain. Fondasi dalam bersaing dengan negara lain harus ditata dan dibangun.
“Karena ke depan bukan negara besar mengalahkan negara kecil bukan negara kaya mengalahkan negara miskin, bukan. Pertarungannya adalah kompetisinya adalah negara cepat akan mengalahkan negara yang lambat dan untuk cepat itu dibutuhkan fondasi-fondasi, inilah yang sedang kita kerjakan,” ungkap Jokowi
ADVERTISEMENT