POTRAIT, Sidang kabinet paripurna perdana, Jokowi

Jokowi Buka-bukaan Alasan Pilih Terawan hingga Nadiem Jadi Menteri

25 Oktober 2019 6:24 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019).  Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi dan wakilnya, Ma'ruf Amin, menggelar sidang kabinet perdana bersama Kabinet Indonesia Maju, Rabu (24/10). Momen ini menjadi pertama kalinya seluruh menteri menghadiri sidang kabinet, sehari setelah pelantikan.
ADVERTISEMENT
Dalam sidang ini, Jokowi memberikan sejumlah arahan kepada jajarannya. Mulai dari mementingkan kerja sama, jangan ada ego sektoral, hingga patuh pada Menko-nya masing-masing.
Sejumlah menteri kabinet indonesia maju mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Foto: Dok. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Meski sudah dilantik dan mulai bekerja, sejumlah nama menteri Kabinet Indonesia Maju masih ada yang menuai polemik. Mulai dari Menteri Kesehatan dr Terawan yang dianggap berurusan dengan pelanggaran etik, hingga Menteri Agama Fachrul Razi yang berasal dari kalangan militer dan bukan organisasi Islam.
Di balik pro dan kontra, Jokowi mencoba menjelaskan alasan pemilihan beberapa menterinya.
Terawan
Satu hal yang cukup menarik dari dr Terawan Agus Putranto ialah telah dinaikkan pangkatnya dari Mayor Jenderal TNI menjadi Letnan Jenderal TNI. Kenaikan pangkat ini diberikan Jokowi sebelum hari pelantikan.
Kepala RSPAD dr Terawan Agus Putranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Setahun sebelumnya, dr Terawan sempat dikaitkan dengan kasus pelanggaran etik akibat metode 'cuci otak' oleh Majelis Kode Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI).
ADVERTISEMENT
Ia pun berjanji akan berkomunikasi dengan IDI terkait pelanggaran etiknya. Di sisi lain, Jokowi menunjuk Terawan karena telah memiliki berbagai pengalaman sebagai dokter militer kelas dunia.
"Beliau (Terawan) dokter militer dunia, artinya pengalaman beliau tidak diragukan. Juga termasuk pengalaman di lapangan menghadapi bencana," ungkap Jokowi.
Selain program pencegahan sakit, Jokowi meminta Terawan untuk fokus menjalankan program-program preventif dalam mitigasi bencana.
Infografik Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Fachrul Razi
Penunjukan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama menuai polemik, terutama kiai-kiai dari Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, posisi Menag acapkali diisi oleh orang-orang NU. Dan kali ini, justru Menag berasal dari militer.
Di balik pro dan kontranya, Fachrul Razi yakin dapat bekerja dengan sebaik-baiknya. Bahkan, ia membantah ada kiai-kiai NU yang menolaknya menjadi Menag.
Menteri Agama Fachrul Razi di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
"Jangan bilang penolakan, terlalu mendramatisir. Enggak ada ceritanya penolakan. Dengan senang hati semua kiai-kiai itu, sahabat saya, dan misinya sama, bagaimana membangun bangsa yang lebih baik, membangun umat yang baik," kata Fachrul.
ADVERTISEMENT
Ia menegaskan akan bertemu dengan tokoh-tokoh agama, seperti NU dan Muhammadiyah, untuk saling silaturahmi dan berkomunikasi.
Mantan Wakil Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Selain itu, Jokowi mengungkapkan alasannya memilih Fachrul Razi. Selain karena sejarah pernah ada Menag dari militer, Jokowi yakin Fachrul bisa memberantas radikalisme. Serta, meningkatkan pelayanan ibadah haji.
"Pak Menag bisa berbicara banyak yang berkaitan dengan perdamaian, toleransi. Beliau memiliki pengalaman lapangan yang panjang dan pendekatan yang baik," tutur Jokowi.
Infografik Menteri Agama Fachrul Razi. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Nadiem Makarim
Kehadiran sosok pendiri dan eks CEO Gojek Nadiem Makarim di Kabinet Indonesia Maju jadilah sorotan. Bagaimana tidak, ia rela meninggalkan jabatannya di Gojek untuk bergabung ke pemerintah.
Menteri berusia 35 tahun ini cukup dinanti gebrakan dan terobosannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan-Pendidikan Tinggi.
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Sejumlah akademisi berharap Nadiem bisa mempercepat transformasi revolusi industri 4.0 hingga menciptakan lulusan yang siap kerja.
ADVERTISEMENT
Sementara Jokowi menjelaskan menghadirkan Nadiem karena sesuai dengan keinginannya membuat terobosan baru yang out of the box untuk manajemen pendidikan. Terobosan yang dimaksud Jokowi adalah bagaimana mengelola ribuan sekolah dan pelajar melalui teknologi.
Mendikbud Nadiem Makarim di Graha Utama, kantor Kemendikbud. Foto: Helmi Afandi/kumparan
"Kita bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, manajemen guru sebanyak itu dan dituntut oleh sebuah standar yang sama. Nah, kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi aplikasi sistem yang bisa mempermudah membuat loncatan, sehingga hal-hal yang dulu dirasa tak mungkin sekarang menjadi mungkin. Itu kenapa dipilih Mas Nadiem," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
Peningkatan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi fokus utama Jokowi untuk periode keduanya. Jokowi pun berharap pada Nadiem agar bisa menciptakan terobosan-terobosan baru itu. Salah satunya dengan memanfaatkan big data.
ADVERTISEMENT
"Big data ini penting sekali. Sehingga yang namanya pengelolaan dengan menggunakan internet of things, artificial intelligent dan menggunakan big data ini memerlukan sosok yang mengerti betul, tahu betul," tuturnya.
Infografik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
ST Burhanuddin
Mantan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) ST Burhanuddin memang tidak terlihat saat pemanggilan calon-calon menteri Jokowi pada 21-22 Oktober 2019.
Saat sesi pengenalan di Istana Kepresidenan, ia langsung dikenalkan ke publik oleh Presiden Jokowi sebagai jaksa agung (jabatan setara menteri) pengganti M. Prasetyo.
Jaksa Agung, ST Burhanuddin (tengah) saat perkenalan menteri kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
Penunjukan ST Burhanuddin juga bukan tanpa alasan. Jokowi yakin Burhanuddin dapat menjadi sosok yang tepat memimpin Korps Adhyaksa itu.
"Beliau mantan Jaksa Agung Muda, berpengalaman. Penampilan juga oke. Tegas tapi lembut," ucap Jokowi.
Jaksa Agung ST Burhanuddin di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Jokowi juga sudah berkomunikasi dengan Burhanuddin sebelum menunjuknya sebagai Jaksa Agung. Selain soal pengalamannya, Burhanuddin juga pernah menjadi Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara sebelum pensiun pada 2014 lalu.
ADVERTISEMENT
"Memang dibutuhkan orang dari internal biar juga bisa memahami hal-hal yang ada di internal kejaksaan agung," ungkapnya.
Namun, muncul isu dugaan adanya afiliasi politik antara PDIP dengan Burhanuddin terkait pemilihannya sebagai Jaksa Agung. Hal itu tak terlepas lantaran Burhanuddin merupakan adik dari politikus PDIP TB Hasanuddin. Meski begitu, hal itu sudah dibantah langsung oleh Burhanuddin.
Infografik Jaksa Agung ST Burhanuddin. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten