Jokowi: Dari 106 Juta Hanya 46 Juta Bidang Tanah yang Punya Sertifikat

24 Februari 2017 10:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jokowi di Gedung POPKI, Cibubur, Jakarta Timur. (Foto: Dok. Biro Pers Istana Kepresidenan)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini menghadiri serta menjadi pembicara utama di Tanwir Muhammadiyah yang digelar di Ambon, Maluku. Salah satu hal yang disorot Jokowi adalah menyangkut masalah sertifikat kepemilikan lahan.
ADVERTISEMENT
Jokowi mencatat di Indonesia terdapat 106 juta bidang tanah. Namun dari jumlah itu baru 46 juta yang bersertifikat.
"Separuh lebih belum bersertifikat. Artinya rakyat menduduki sebuah lahan tetapi status hukumnya tidak ada," ungkap Jokowi di lokasi, Jumat (24/2).
Jokowi secara khusus menugaskan Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil untuk segera menyelesaikan masalah ini. Jokowi minta agar tahun ini Kementerian Agraria dan Tata Ruang mampu mencetak 5 juta sertifikat tanah baru. Begitu pula tahun 2018 dengan target 7 juta sertifikat baru dan tahun 2019 9 juta sertifikat baru.
Jokowi di Gedung POPKI, Cibubur, Jakarta Timur. (Foto: Dok. Biro Pers Istana Kepresidenan)
"Harus diberikan kepada rakyat," imbuhnya.
Mengenai keluhan kurangnya juru ukur, Jokowi meminta Sofyan Djalil untuk segera menyelesaikan. Sofyan disebut Jokowi bisa menggunakan atau merekrut juru ukur swasta. Sehingga target bisa mencetak 5 juta sertifikat baru tahun ini bisa terealisasi.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ada rekruitmen juru ukur swasta, silakan enggak apa-apa. Tadi di depan saya sampaikan, juru ukur sudah dapat berapa? Kita tambah 900 orang, oh ya sudah melonjaknya lumayan. Dari 1.000 tambah 900 sudah dua kali. Nanti akan tambah lagi kurang lebih 9.000 sampai 10.000 juru ukur baru itu bisa menyelesaikan 5 juta, 7 juta sampai 9 juta," tegas Jokowi.