Jokowi di GPDRR 2022: Indonesia Rawan Bencana; Harus Siap & Sigap Hadapi Bencana

26 Mei 2022 6:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat membuka Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat membuka Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menghadiri upacara pembukaan The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Rabu (25/5). Ia juga membuka langsung acara tersebut.
ADVERTISEMENT
GPDRR ke-7 digelar oleh PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) setiap tiga tahun sekali. Selain membuka langsung acara tersebut, Jokowi juga menyampaikan beberapa hal terkait kebencanaan, terutama yang terjadi di Indonesia.
Berikut yang disampaikan Jokowi:

Indonesia Rawan Bencana, 1.613 Bencana Terjadi pada 2022

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Deputi Sekjen PBB Amina Mohammed (kiri) sebelum upacara pembukaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Jokowi mengatakan Indonesia rawan bencana. Sepanjang tahun ini saja sudah terjadi 1.613 bencana.
"Indonesia merupakan negara rawan bencana. Di 2022 saja per 23 Mei telah terjadi bencana sebanyak 1.613 dan rata-rata dalam sebulan terjadi 500 kali gempa skala kecil maupun besar," tutur Jokowi saat membuka The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Tidak sedikit dari bencana yang terjadi di Indonesia merenggut korban jiwa dalam jumlah besar. Seperti gempa yang disertai tsunami di Palu pada 2018 yang menewaskan 2.113 orang.
ADVERTISEMENT
Indonesia juga rawan bencana karena memiliki 139 gunung api aktif. Selain itu juga kemungkinan kebakaran hutan dan lahan. Serta pandemi yang saat ini juga masih melanda Indonesia.
Presiden Joko Widodo berfoto bersama Deputi Sekjen PBB Amina Mohammed (kedua kiri), Wakil Presiden Zambia W.K. Mutale Nalumango (kedua kanan), Menko PMK Muhadjir Effendi (kiri) sebelum upacara pembukaan GPDRR 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Menurut Jokowi kerugian akibat bencana bisa ditekan hingga seminim mungkin. Melalui manajemen bencana yang memadai, risiko bencana alam maupun nonalam bisa teratasi.
"Indonesia berhasil menurunkan kebakaran hutan dari 2,6 juta hektar hanya menjadi 358.000 hektar di 2021," jelas Jokowi.
"Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau dan populasi 270 juta orang telah mensuntikkan 411 juta dosis vaksin. Kasus harian juga turun tajam dari 64.000 saat puncak menjadi menjadi 345 kasus harian per kemarin," tambahnya.

Masyarakat Indonesia Harus Sigap dan Siap Hadapi Bencana

Presiden Joko Widodo menghadiri pembukaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Presiden RI Joko Widodo menyerukan agar masyarakat membentuk kesiagaan dan kesigapan dalam menghadapi bencana. Daya tahan saat bencana akan menentukan angka kerugian yang ditanggung setelahnya.
ADVERTISEMENT
"Semakin tidak siap, semakin besar kerugiannya," tegas Jokowi di Bali Nusa Dua Convention Center pada Rabu (25/5).
"Dengan tantangan kebencanaan yang berat dan bisa terjadi setiap saat, masyarakat dan pemerintah Indonesia harus siaga dan sigap menghadapi bencana, membangun sistem peringatan dini multi-bencana, serta perwujudan masyarakat yang sadar dan tangguh akan bencana," lanjutnya.

Pengurangan Risiko Bencana adalah Investasi Efektif

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Deputi Sekjen PBB Amina Mohammed (kanan) saat berjalan menuju lokasi pembukaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Presiden RI Joko Widodo menggarisbawahi pentingnya pengurangan risiko bencana. Menurutnya dengan begitu kerugian dari bencana yang terjadi dapat dikurangi.
"Pengurangan risiko bencana adalah investasi efektif untuk mencegah kerugian di masa depan," jelas Jokowi.
Jokowi mengedepankan pendekatan dalam memitigasi bencana demikian lantaran kondisi dan letak geografis Indonesia. Sebab Indonesia meruapakan negara yang rawan bencana.
ADVERTISEMENT
Kerugian tidak hanya bisa ditimbulkan dari bencana alam, tapi juga bencana non-alam yang turut mengancam keselamatan dan kesejahteraan. Seperti pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini.
Demi menekan kerugian, dunia memerlukan ketangguhan berkelanjutan. Ketangguhan tak hanya diperlukan ketika bencana tengah menerjang. Tetapi, ketangguhan mesti berlanjut untuk mengantisipasi bencana mendatang.
Presiden Joko Widodo bersama dengan sejumlah delegasi dan Menteri memukul kentongan saat membuka Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
Investasi pengurangan risiko meliputi sistem peringatan dini multi-bencana, serta perwujudan budaya tangguh dan antisipasi masyarakat terhadap risiko bencana.
Untuk meraih ambisi tersebut, Jokowi juga menyerukan implementasi kesepakatan global di tingkat nasional dan lokal.
"Kerangka Kerja Sendai dan Kesepakatan Paris merupakan persetujuan yang penting dalam upaya pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim. Saya mengajak seluruh negara untuk berkomitmen dan bersungguh-sungguh mengimplementasikannya," tutur Jokowi.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT