Jokowi di Peringatan Nuzulul Quran: Tahan Ego Kelompok

21 Mei 2019 21:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi gelar peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara Foto: Fahrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi gelar peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara Foto: Fahrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menghadiri peringatan Nuzulul Quran Tahun 1440 H tingkat nasional di Istana Negara, Selasa (21/5). Acara ini juga dihadiri Wapres Jusuf Kalla serta sejumlah menteri Kabinet Kerja dan tamu undangan.
ADVERTISEMENT
Jokowi sempat memberikan sambutan dalam peringatan Nuzulul Quran tersebut. Dalam sambutannya, Jokowi menyinggung pentingnya persatuan bangsa sebagai cara memaknai Nuzulul Quran. Ia mengingatkan agar kepentingan kelompok atau golongan jangan diutamakan daripada kepentingan bangsa.
"Peringatan Nuzulul Quran memiliki makna ganda bagi bangsa. Tak hanya keagamaan, namun makna kebangsaan dan melalui peringatan Nuzulul Quran, kita gali banyak inspirasi untuk teguhkan persatuan bangsa, untuk menahan ego kelompok, ego golongan dan perkuat semangat kebangsaan," kata Jokowi di lokasi.
Tak hanya itu, Jokowi juga menekankan pentingnya komitmen untuk terus berbuat baik dan tidak menciptakan kerusakan. Apalagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Komitmen inilah yang harus terus dipupuk oleh warga Indonesia.
"Melalui peringatan Nuzulul Quran, kita teguhkan komitmen manusia di muka bumi untuk menciptakan kebaikan dan tidak membuat kerusakan. Membangun tatanan sosial yang rukun, damai, dan meningkatkan kesejahteraan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Jokowi meminta agar semua pihak mencontoh sikap Nabi Muhammad SAW. Khususnya dalam menjunjung nilai-nilai persatuan.
"Kenabian Rasul dibuktikan dengan keberhasilan dalam membangun tatanan sosial baru, yang menyatukan suku-suku Arab menjadi bangsa besar dan satukan umat Islam dalam ikatan iman," pungkasnya.
Menteri Kabinet Kerja yang hadir antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sekretariat Negara Pratikno hingga politikus Golkar yang juga mantan gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi .