Jokowi Heran Jumlah Karhutla Terus Naik: Masih Kurang yang Dicopot?

6 Februari 2020 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat koordinasi upaya peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/2). Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rapat koordinasi upaya peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/2). Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Upaya Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) Tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/2). Dalam pengarahannya, Jokowi menyoroti peningkatan kebakaran hutan dan lahan dari tahun ke tahun.
ADVERTISEMENT
Padahal, sejak tahun 2017 angka karhutla cukup kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, karhutla mengalami kenaikan pada tahun-tahun berikutnya.
"2017 turun, ini terkecil menjadi 150.000 hektare yang terbakar, dari sebelumnya 2,5 juta hektare. Tapi 2018 naik lagi menjadi 590.000 hektare. Ini ada apa? Sudah bagus-bagus 150 kok naik lagi. 2019 naik lagi jadi 1,5 juta hektare," kata Jokowi di lokasi.
Dia pun bertanya-tanya perihal penyebab kenaikan karhutla tersebut. Jokowi kemudian mempertanyakan, apakah kenaikan karhutla ini juga disebabkan karena pejabat terkait yang ia copot terlalu sedikit.
Rapat koordinasi upaya peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/2). Foto: Fahrian Saleh/kumparan
"Ini apa lagi, apa kurang yang dicopot? Apa kurang persiapan? Kita tidak ingin seperti kebakaran di Rusia, mencapai 10 juta hektare, Brasil 4,5 juta, Bolivia 1,8 juta, Kanada 1,8 juta dan terakhir kebakaran besar terjadi di Australia, informasi pagi tadi 11 juta hektare," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menekankan kembali bahwa ia tak akan ragu mencopot pejabat karena karhutla. Selain itu, Jokowi juga menyinggung dampak negatif bagi flora dan fauna karena kebakaran hutan.
Jokowi menyinggung kebakaran besar di Australia. Ia tak ingin Indonesia mengalami kejadian serupa.
"Ada 500 juta satwa yang mati karena kebakaran di sana. Berarti kehilangan plasma nutfah, baik flora dan fauna. Ini yang kita tidak mau. Itu kekayaan yang tak bisa dihitung dengan nilai uang," ujar Jokowi.
Diketahui, para pejabat negara yang juga hadir dalam rapat koordinasi tersebut yaitu Menkopolhukam Mahfud MD, Kepala BNPB Doni Monardo hingga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.