Jokowi Minta Bantuan Duterte Bebaskan Tiga WNI Sandera Abu Sayyaf

27 November 2019 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Presiden Jokowi dan Duterte di KTT ke-34 di Bangkok, Thailand, Juni 2019. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Presiden Jokowi dan Duterte di KTT ke-34 di Bangkok, Thailand, Juni 2019. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo meminta bantuan Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk membebaskan tiga WNI yang disandera Abu Sayyaf. Sebelumnya, ketiga WNI tersebut muncul dalam video, meminta tebusan.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, hal ini disampaikan Jokowi saat bertemu Duterte di sela pertemuan KTT ASEAN-RoK (Republik Korea/Korsel) Selasa (25/11). Sebelumnya, Retno bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.
"Kemarin saya berkesempatan pada saat KTT ASEAN-RoK bertemu dengan menteri pertahanan Filipina dan kemudian Presiden melakukan pembicaraan dengan Presiden Filipina Duterte. Intinya, pesan yang disampaikan presiden dan saya adalah sama," kata Retno saat ditemui di Jakarta, Rabu (26/11).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai Rapat Paripurna Tingkat Menteri di Kemenko Polhukam, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Retno mengatakan, Jokowi mengingatkan kembali kepada Duterte bahwa masih ada tiga WNI yang jadi korban penculikan. Dalam pembicaraan itu, kata Retno, pihak Filipina merespons dengan baik.
"Kita memohon meminta bantuan otoritas Filipina untuk dapat mengintensifkan upaya membebaskan tiga WNI dengan selamat, dan ini direspons dengan baik oleh mereka," kata Retno lagi.
ADVERTISEMENT
Akhir pekan lalu ketiga nelayan bernama Maharudin Lunani, 48, putranya Muhammad Farhan, 27, dan seorang lainnya, Samiun Maneu, 27, muncul dalam video penyanderaan Abu Sayyaf. Mereka diculik Abu Sayyaf di dekat pulau Tambisan, Malaysia, pada September.
Dalam video tersebut, ketiganya meminta tolong pemerintah Indonesia untuk membebaskan mereka dengan membayar tebusan 30 juta peso, atau lebih dari Rp 8 miliar.
Abu Sayyaf adalah kelompok teroris di selatan Filipina yang berbaiat kepada ISIS. Pemerintah Duterte telah bekerja keras untuk memberantas kelompok yang kerap menculik untuk meminta tebusan ini.
Kelompok ini juga menebar teror dengan serangan dan pengeboman bunuh diri. Salah satunya pada Januari lalu di gereja kota Jolo yang menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
ADVERTISEMENT