Jokowi Minta BPKP Kawal Provinsi dan Kab/Kota agar Punya e-Katalog

14 Juni 2022 11:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyapa masyarakat saat berkunjung ke Wakatobi, Kamis (9/6/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyapa masyarakat saat berkunjung ke Wakatobi, Kamis (9/6/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menyoroti belanja pemerintah yang dilakukan selama ini bukannya membeli produk dalam negeri, tapi produk luar negeri. Menurut Jokowi, langkah ini sangat bodoh karena malah menambah pendapatan negara lain.
ADVERTISEMENT
"Maaf kita ini pintar-pintar, tapi kalau caranya seperti itu bodoh sekali kita. Saya harus ngomong apa adanya. Ini APBN, loh. Ini uang APBD, loh. Belinya produk impor. Nilai tambahnya yang dapat negara lain, lapangan kerja yang dapat orang lain. Apa enggak bodoh kita ini?" kata Jokowi dalam sambutannya di Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022, Selasa (14/6).
Atas dasar itu, Jokowi meminta Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan BPKP mengawal belanja produk dalam negeri. Apalagi 842 produk yang ada dalam e-katalog itu juga sebenarnya diproduksi di dalam negeri.
"Untuk apa itu? Coret 842 itu, drop kalau memang produk dalam negeri sudah ada. Untuk apa dipasang di e-katalog? Inilah tugasnya APIP, tugasnya BPKP. Saya senang, ini kita sudah bekerja berapa bulan ini, kemarin dari 514 kabupaten/kota, 34 provinsi, baru ada 46 pemda yang memiliki e-katalog lokal. Sekarang ini kita sudah naik menjadi 123, naiknya cepat. Ini pasti dikejar-kejar BPKP," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Awasi betul, kawal betul agar semua kabupaten/kota, provinsi segera memiliki e-katalog lokal. Sehingga nanti produk-produk lokal itu masuk semuanya," lanjutnya.
Jokowi pun mengungkapkan dalam kunjungannya ke Wakatobi sempat kaget melihat produk-produk lokal dikemas dalam kemasan yang baik dan brandingnya bagus. Sehingga, ia heran jika Indonesia masih membeli barang dari luar negeri.
"Banyak sekali macamnya. Saya berikan contoh saja yang mesin jahit low speed, coba dilihat, harga impor Rp 13 juta, harga dalam negeri Rp 12.800.000. Apa, sih, bedanya? Lebih murah jelas. Udah tutup mata beli yang PDN itu. Enggak ada alasan, jangan ada alasan satu warna merah, yang satu warna putih, saya senang warna putih, enggak ada," ungkapnya.
Tak hanya alat jahit, Jokowi juga menyebut pipa oksigen produksi dalam negeri harganya lebih murah daripada buatan luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Alasannya ada saja. Kualitasnya, Pak, speknya, Pak, enggak pas. Kayak kita ini orang enggak ngerti masalah spesifikasi. BPKP seperti ini cek, pakai yang PDN," pungkasnya.