Jokowi Minta PBB Berperan Penuhi Akses Vaksin dan Obat-obatan

15 November 2020 11:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo hadiri KTT ASEAN-PBB dan RCEP, Minggu (15/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo hadiri KTT ASEAN-PBB dan RCEP, Minggu (15/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mendorong PBB berperan dalam memenuhi akses terhadap obat-obatan dan vaksin yang merata bagi semua. Selain itu Jokowi juga mendorong peran PBB dalam menjaga kemajemukan dan toleransi
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 ASEAN-PBB yang digelar secara virtual.
Jokowi juga menyampaikan beberapa pandangan, antara lain agar PBB mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme.
"Pertama, PBB harus mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme. Kepercayaan akan tumbuh jika multilateralisme dapat memenuhi harapan masyarakat dunia khususnya dalam melawan pandemi," kata Jokowi dari Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (15/11).
Presiden Joko Widodo didampingi Menlu RI Retno Marsudi, saat hadiri KTT ASEAN-PBB dan RCEP secara virtual, Minggu (15/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden menegaskan dalam jangka pendek PBB harus berperan memenuhi akses terhadap obat-obatan dan vaksin bagi semua.
Sementara dalam jangka panjang, PBB dan ASEAN dapat berkolaborasi memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan pandemi baru di masa mendatang.
"Di kawasan Asia Tenggara, belajar dari pandemi ini, kita berusaha bangun sistem dan mekanisme kawasan seperti ASEAN Response Fund for COVID-19, ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies, ASEAN Comprehensive Recovery Framework, ASEAN Framework on Public Health Emergencies, dan ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework," lanjut Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Kami yakin, perbaikan pada sistem kesehatan nasional dan regional dapat menjadi fondasi yang kuat bagi perbaikan tatanan kesehatan global," tambahnya.
Presiden Jokowi juga mendorong PBB untuk menjaga kemajemukan dan toleransi. Di tengah pandemi saat ini, Presiden mengaku prihatin menyaksikan kembali intoleransi beragama dan kekerasan atas nama agama.
"Kalau ini dibiarkan, maka akan mencabik harmoni dan menyuburkan radikalisme dan ekstremisme. Ini tidak boleh terjadi," ungkapnya.
Menurut Presiden, saat ini dunia membutuhkan persatuan, persaudaraan dan kerja sama untuk mengatasi COVID-19 dan tantangan global lainnya.
Menlu RI Retno Marsudi saat hadiri KTT ASEAN-PBB dan RCEP secara virtual, Minggu (15/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia berpandangan bahwa kebebasan berekspresi tidak bersifat absolut. Nilai, lambang, dan sensitivitas agama harus selalu dihormati.
"Di saat yang sama, Indonesia mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apa pun. Terorisme tidak ada kaitannya dengan agama. Terorisme adalah terorisme," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Di penghujung pidatonya, Presiden Jokowi mengajak Sekretaris Jenderal PBB untuk menggerakkan dunia agar terus bekerja sama memperkuat toleransi, mencegah ujaran kebencian, dan menolak kekerasan atas alasan apa pun.
"Keberagaman, toleransi, dan solidaritas merupakan fondasi yang kokoh bagi dunia yang damai, aman, dan stabil," tandasnya.
Turut mendampingi Presiden saat menghadiri KTT ke-11 ASEAN-PBB secara virtual yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Wakil Tetap RI untuk ASEAN Ade Padmo Sarwono.