news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jokowi Minta PPATK Antisipasi Modus Baru Pencucian Uang dan Pendanaan Teroris

18 April 2022 10:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi mengumumkan PPKM Darurat berlaku 3-20 Juli di Istana, Kamis (1/7/2021). Foto: Dok. Biro Pers Setpres
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi mengumumkan PPKM Darurat berlaku 3-20 Juli di Istana, Kamis (1/7/2021). Foto: Dok. Biro Pers Setpres
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengapresiasi Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang selama 2 dekade telah bekerja keras berikhtiar dan berupaya mengefektifkan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Jokowi dalam Peringatan 20 Tahun Gerakan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta.
“Apa yang telah dicapai dalam dua dekade ini tidak boleh membuat kita berpuas diri,” kata Jokowi, Senin (18/4).
Jokowi mengingatkan tantangan-tantangan yang dihadapi di masa depan akan semakin berat dan potensi kejahatan cyber juga semakin meningkat.
“Muncul berbagai modus dan bentuk-bentuk baru kejahatan pencucian uang dan pendanaan terorisme,” ungkapnya.
Kendati demikian, ia memahami pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme tidak bisa dilakukan oleh PPATK sendiri. Perlu kerja keras, bersama menjaga integritas dan stabilitas sistem perekonomian dan sistem keuangan, serta diperlukan dukungan dari semua pihak, instansi pemerintah, industri keuangan, dan seluruh masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Kita perlu membangun sinergi untuk memastikan penegakan hukum yang berkeadilan, meningkatkan upaya penyelamatan, upaya pengembalian dan pemulihan keuangan negara, memberikan kepastian hukum kepada para investor baik yang ada di dalam maupun luar negeri, dan membangun sistem keuangan Indonesia yang lebih kuat, terintegrasi, dan berkelanjutan,” tandas Jokowi.
Acara itu juga dihadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Di antaranya Menkopolhukam Mahfud MD dan Mendagri Tito Karnavian.