news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jokowi Minta Prabowo Beli Alutsista Dalam Negeri: Belanja Keluar Direm Dulu

8 Juli 2020 21:30 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Joko Widodo di Gedung Agung Yogyakarta, Rabu (1/1/2020). Foto: Dok. Agus Suparto
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Joko Widodo di Gedung Agung Yogyakarta, Rabu (1/1/2020). Foto: Dok. Agus Suparto
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengingatkan seluruh menterinya untuk menekan impor atau belanja dari luar negeri di tengah kondisi ekonomi global yang tak menentu akibat pandemi corona. Menurut dia, pembelanjaan pemerintah harus mengutamakan produk-produk yang ada di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Langkah ini perlu diambil agar ekonomi dalam negeri bisa kembali berdenyut. Jokowi mencontohkan, Kemenhan sebaiknya membeli alutsista dari produsen dalam negeri. Hal ini disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas secara tertutup pada Selasa (7/7).
"Misalnya di Kemenhan, bisa saja di DI (Dirgantara Indonesia), beli di Pindad, beli di PAL. Yang bayar di sini ya, yang cash, cash, cash. APBN, beli produk dalam negeri. Saya kira Pak Menhan (Prabowo) juga lebih tahu mengenai ini," ujar Jokowi dalam rilis Biro Pers Istana yang diterima kumparan, Rabu (8/7).
Jokowi mengingatkan, belanja luar negeri juga harus ditahan demi memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Saya kira belanja-belanja yang dulu belanja ke luar, direm dulu. Beli, belanja, yang produk-produk kita. Agar apa? Ekonomi kena trigger, bisa memacu growth kita, pertumbuhan (ekonomi) kita," imbuh Jokowi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya sektor pertanian, Jokowi juga meminta sektor kesehatan melakukan hal serupa. Ia mendorong agar alat kesehatan seperti masker atau alat pelindung diri untuk menghadapi wabah corona sebaiknya membeli dari produk dalam negeri.
Toh, kata Jokowi, Indonesia sudah mampu produksi alkes di dalam negeri.
"Jangan ada lagi beli yang dari luar apalagi hanya masker, banyak kita produksinya. APD (alat pelindung diri) 17 juta produksi kita per bulan. Padahal kita pakainya hanya kurang lebih 4 sampai 5 juta (unit). Hal-hal seperti ini saya mohon Bapak/Ibu Menteri, Pak Sekjen, Pak Dirjen, tahu semuanya masalah dan problem yang kita hadapi," ujar dia.