Gedung Bio Farma

Jokowi Sebut Vaksinasi Corona Januari 2021, Bio Farma Jelaskan Proses Distribusi

19 Agustus 2020 19:06 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo  memberi hormat saat menghadiri Upacara HUT ke-75 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8).  Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberi hormat saat menghadiri Upacara HUT ke-75 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menyebut proses vaksinasi corona dimulai Januari 2021. Vaksin yang bakal digunakan adalah vaksin dari Sinovac yang saat ini masuk uji klinis tahap 3 di Bandung.
ADVERTISEMENT
"Ini pasti ada akhirnya, kok. Tinggal vaksin sudah ketemu, perkiraan nanti kira-kira bulan Januari sudah mulai vaksinasi nanti, itulah namanya kita akan kembali situasi sebelum pandemi," kata Jokowi, Rabu (19/8).
Lalu, apakah pada bulan Januari seluruh masyarakat akan divaksin?
Tentu saja tidak. Bio Farma selaku perusahaan farmasi yang akan memproduksi vaksin dari Sinovac tersebut menyatakan, berdasarkan saran epidemiolog (ahli wabah), vaksin akan diberikan secara bertahap. Tergantung keputusan pemerintah, wilayah mana dulu yang akan dituju.
"Untuk kebijakan prioritasisasi mana yang akan divaksinasi lebih dulu kami serahkan ke pemerintah," kata Corsec Bio Farma Bambang Heriyanto kepada kumparan, Rabu (19/8).
Presiden Joko Widodo (kanan) meninjau fasilitas produksi dan pengemasan Vaksin COVID-19 di PT Bio Farma (Persero) Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8). Foto: Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Sampai saat ini pemerintah belum menentukan wilayah mana yang menjadi prioritas. Oleh karena itu, ia belum bisa mengestimasi berapa lama proses distribusi vaksin tersebut.
ADVERTISEMENT
"Untuk waktunya tergantung tujuannya. Kami mengirim vaksin rutin untuk kebutuhan pemerintah selama ini sampai ke tingkat provinsi," ungkap Bambang
"Kalau kirim Jabar, waktunya beda kalau kirim ke Jatim," sambung Bambang, merujuk pada lokasi Bio Farma yang berada di Bandung, Jabar.
Namun Bambang memastikan proses pengiriman akan berjalan lancar. Sebab, mereka sudah berpengalaman menggunakan metode cold chain system.
"Yang dimaksud standar di sini, menggunakan rantai dingin selama pengiriman, cold chain system," tutur dia.
Gedung Bio Farma di Bandung. Foto: Shutter Stock
Rantai dingin terdiri dari lemari es dan freezer untuk menyimpan vaksin dan termos (vaccine carrier) untuk membawa vaksin ke tempat pelayanan imunisasi, terutama untuk kegiatan di luar gedung/lapangan.
Kementerian Kesehatan memastikan ketersediaan rantai dingin untuk mendukung pelaksanaan program imunisasi di seluruh puskesmas dapat terpenuhi. Yakni 9.951 alat cold chain system atau lebih dari 93 persen kebutuhan nasional.
ADVERTISEMENT
Di dalam Permenkes Nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi disebutkan bahwa vaksin merupakan produk biologis yang mudah rusak sehingga harus disimpan pada suhu tertentu, yakni pada suhu 2 sampai dengan 8ºC untuk vaksin sensitif beku (tidak boleh beku), dan pada suhu -15 sampai dengan -25 ºC untuk vaksin yang sensitif panas.

190 Juta Orang Divaksin pada 2021

Pemerintah menargetkan 190 juta orang diimunisasi vaksin Sinovac untuk sepanjang tahun 2021. Lantaran setiap orang harus disuntik dua kali, vaksin Sinovac seharusnya tersedia hingga 380 juta ampul.
Menteri BUMN, Erick Thohir, memang menargetkan Bio Farma bisa memproduksi 250 juta vaksin. Angka ini meningkat berkali-kali lipat dari capaian Bio Farma yang biasanya hanya mampu mengerjakan 40 juta vaksin per tahun.
ADVERTISEMENT
"Nah, Insyaallah Desember [2020] ini Bio Farma bisa produksi 250 juta per tahun, paling tidak. Ada cost (biayanya) membangun tambahan 150 juta kapasitas produksi itu Rp 1,3 triliun," ujar Erick.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten