Jokowi Singgung Kisruh Chile dan Bolivia: Masalah Kecil Bisa Melebar

13 November 2019 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memberi sambutan di acara Rakornas Pemerintah Pusat dan Forkopimda tahun 2019 di Sentul, Jawa Barat, Rabu (13/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberi sambutan di acara Rakornas Pemerintah Pusat dan Forkopimda tahun 2019 di Sentul, Jawa Barat, Rabu (13/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo mengimbau para menteri, TNI, Polri dan kepala daerah untuk tidak abai pada masalah kecil. Pasalnya, masalah kecil di tengah masyarakat berpotensi menjadi besar. Jokowi mencontohkan kisruh di Chile dan Bolivia.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) di Sentul International Convention Center, Bogor, Rabu (13/11).
Dalam pidatonya, dia mengatakan interaksi sosial saat ini telah menjadi sangat mudah dengan adanya aplikasi seperti WhatsApp dan SMS. Perubahan interaksi ini, kata dia, juga memicu perubahan perilaku manusia. Sehingga, pejabat negara harus "hati-hati menangani masalah sekecil apapun".
Presiden Joko Widodo memberi sambutan di acara Rakornas Pemerintah Pusat dan Forkopimda tahun 2019 di Sentul, Jawa Barat, Rabu (13/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Banyak sekali terjadi perubahan perilaku manusia karena perubahan interaksi sosial. Oleh karena itu hati-hati menangani masalah sekecil apapun, ini saya titip TNI, Polri," kata Jokowi.
Dua negara disinggungnya, yakni Chile dan Bolivia. Konflik kecil di negara Amerika Latin ini membesar menjadi konflik nasional, salah satunya bahkan membuat pemimpin negara lengser.
ADVERTISEMENT
"Di Chile urusan kenaikan tarif transportasi yang hanya 4 persen menjadi gelombang demi sehingga APEC yang seharusnya diselenggarakan di sana dibatalkan," kata Jokowi.
"Kemudian di Bolivia, sengketa pemilu yang tidak ditangani dengan baiknya Presiden Evo Morales mundur, dan contoh lain mulai banyak muncul," lanjut dia.
Seorang demonstran berdiri di depan kobaran api saat demo di Santiago, Chile, Senin (28/10/2019). Foto: REUTERS/Pablo Sanhueza
Kenaikan tarif transportasi di Chile menjadi pemantik aksi protes besar masyarakat yang tidak puas dengan perekonomian. Sementara Morales di Bolivia dituduh melakukan kecurangan pemilu, memicu protes besar yang disokong polisi dan militer. Morales memutuskan mundur dan kabur ke Meksiko.
"Hati-hati menangani hal kecil yang kalau kita tidak sensitif bisa melebar kemana-mana," kata Jokowi.
Untuk menghindari konflik membesar, Jokowi mengimbau Forkompimda harmonis dalam membina hubungan. Kerukunan dan komunikasi antar kepala daerah dan aparat, kata Jokowi, akan mencegah konflik kecil membesar.
ADVERTISEMENT
"Saya titip dalam kesempatan ini, kalau ada persoalan hukum dan itu sudah kelihatan di awal, preventif dulu. Diingatkan dulu, jangan ditunggu kemudian peristiwa terjadi," lanjut Jokowi.
Selebrasi warga setelah Presiden Bolivia Evo Morales mengumumkan pengunduruan dirinya di La Paz, Bolivia. Foto: REUTERS/Andrea Martinez
Acara di Sentul tersebut dihadiri Mendagri Tito Karnavian, Menkes Terawan Agus Putranto, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menkumham Yasonna Laoly, Menkominfo Johnny G Plate, Menpan-RB Tjahjo Kumolo, dan Menhub Budi Karya.
Acara itu juga dihadiri 2.693 peserta, terdiri dari gubernur dan bupati seluruh Indonesia, anggota DPRD, serta kepolisian dan kejaksaan.