Jokowi Tekankan Pentingnya Penguatan Kelembagaan ASEAN

25 Januari 2022 19:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2022 dan Peluncuran Taksonomi Hijau Indonesia secara virtual di Istana kepresidenan, Kamis (20/1/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2022 dan Peluncuran Taksonomi Hijau Indonesia secara virtual di Istana kepresidenan, Kamis (20/1/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memasuki 2022, Indonesia, Singapura, maupun ASEAN akan dihadapkan dengan berbagai tantangan baru ke depan. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo menyerukan pentingnya penguatan kelembagaan ASEAN.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan pers bersama Leaders’ Retreat Indonesia-Singapura, Jokowi mengatakan ia dan PM Lee Hsien Loong memiliki pandangan yang sama mengenai kelembagaan blok 10 negara ini.
“Saya juga menyampaikan mengenai pentingnya penguatan kelembagaan ASEAN agar ASEAN lebih tangguh dan mampu merespons berbagai tantangan baru di masa mendatang,” kata Jokowi di Bintan, Selasa (25/1).
Seruan untuk memperkuat kelembagaan dan sentralitas ASEAN sudah beberapa kali ditegaskan oleh Pemerintah RI.
Salah satunya oleh Menlu Retno L Marsudi pada Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) di awal Januari 2022.
Pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Selasa (25/1/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
“Indonesia akan mendorong agar High Level Task Force juga bekerja untuk memperkuat kelembagaan ASEAN sebagai bagian tak terpisahkan dalam pembahasan ASEAN Community’s Post-2025 Vision,” demikian dikutip dari keterangan resmi Kemlu RI.
ADVERTISEMENT
Tahun 2021 diwarnai dengan rivalitas antar-negara besar yang semakin tajam. Rivalitas ini juga dirasakan di kawasan Indo-Pasifik.
Rivalitas antarnegara sangat kentara sepanjang 2021. Oleh karenanya, penting bagi ASEAN untuk memperkuat kelembagaan dan solidaritas sesama.
“Untuk tahun 2022, Indonesia akan terus berusaha memperkuat sentralitas dan soliditas ASEAN. ASEAN tetap harus berfungsi sebagai jangkar stabilitas, perdamaian dan kesejahteraan jawasan Indo-Pasifik,” kata Retno.

Tantangan ASEAN: Krisis Myanmar

Pertemuan Presiden RI Joko Widodo dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Veranda The Bar, The Sanchaya Resort Bintan, Prov Kepri, Selasa (25/01/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh ASEAN saat ini adalah krisis di Myanmar. Sebagai tetangga satu kawasan, tentu ASEAN memegang peranan penting dalam membantu penyelesaian konflik di negara beribu kota Yangon.
Krisis di Myanmar justru sedikit “mencoreng” citra ASEAN yang berupaya menampilkan diri sebagai blok kredibel dan terintegrasi.
ADVERTISEMENT
Sejak Oktober 2021, ASEAN memutuskan untuk hanya mengundang Myanmar di level non-politik. Hal ini disebabkan belum adanya progress signifikan dari militer untuk mengimplementasikan ASEAN’s five-point consensus (lima poin konsensus).
Namun, kunjungan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen—sebagai pemegang keketuaan ASEAN 2022—justru malah dikritik oleh negara anggota, Malaysia.
Presiden Jokowi bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong di The Shancaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (25/1/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Malaysia menilai lawatan itu dapat memberi kesan adanya pengakuan pemerintahan Militer di Myanmar. Merespons hal itu, Kamboja menegaskan mereka ingin berkomunikasi dan tidak mengisolasi junta militer.
Kamboja akhirnya mengatakan, jika ada progress baik dalam penerapan lima poin konsensus, junta militer kemungkinan bisa disambut kembali oleh ASEAN.
Dalam kesempatan Leaders' Retreat, PM Singapura Lee Hsien Loong juga meminta adanya aksi dari Kamboja dan Utusan Khusus untuk Myanmar dalam penyelesaian konflik ini.
ADVERTISEMENT
"Penting bagi ketua ASEAN dan utusan khusus [ASEAN untuk Myanmar] agar melibatkan seluruh pihak yang terkait,” tutup Lee.