Jokowi: Work From Home Saya Lihat Malah Kayak Cuti

8 Juli 2020 23:48 WIB
comment
56
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi memberikan pengarahan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Foto: Agus Suparto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi memberikan pengarahan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Foto: Agus Suparto
ADVERTISEMENT
Tak ada henti-hentinya Presiden Jokowi meminta para menterinya untuk bekerja lebih keras, khususnya di masa pandemi COVID-19 ini.
ADVERTISEMENT
Dia meminta agar para menteri menyadari bahwa ancaman krisis akibat pandemi ini cukup nyata. Apalagi menyasar sektor kesehatan dan ekonomi.
Dia berpesan jangan sampai apa yang sudah dilakukan sejauh ini menjadi sia-sia. Khususnya berkaitan dengan penerapan PSBB yang mengharuskan masyarakat beraktivitas dari rumah saja selama corona.
Sejauh ini, Presiden Jokowi menilai ada indikasi kebijakan tersebut dianggap berbagai pihak sama seperti cuti semata.
"Saya minta kita memiliki sense yang sama. Sense of crisis yang sama. Jangan sampai 3 bulan yang lalu kita menyampaikan bekerja dari rumah, work form home yang saya lihat ini kayak cuti malahan," kata Jokowi dalam video pengarahan di rapat terbatas, Selasa (7/7).
ADVERTISEMENT
"Padahal pada kondisi krisis kita harusnya kerja lebih keras lagi," lanjutnya.
Sejumlah karyawan menggunakan masker saat bekerja di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Jokowi sekali lagi menekankan tak ingin para menterinya bekerja seperti biasa dan tak terjadi apa pun. Dia minta semua bergerak cepat dan bekerja keras. Sehingga, mampu mengatasi pandemi ini.
"Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras, dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada saat kondisi seperti ini," ujarnya.
"Membuat permen yang biasanya dua minggu yang sehari selesai. Buat PP yang biasanya sebulan ya dua hari selesai. itu lho yang saya inginkan," tambahnya.
Lebih lanjut, dia meminta agar jajarannya membuat terobosan dalam melaksanakan prosedur, misalnya dengan menerapkan smart shortcut.
Hal ini berkaitan dengan proses administrasi dalam pengurusan sesuatu yang mendukung perekonomian. Jokowi ingin semua lebih cepat. Dia lantas menyebut jajarannya harus mengganti channel dari ordinary ke extraordinary.
ADVERTISEMENT
"Kita harus ganti channel dari ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari cara-cara yang sebelumnya rumit, ganti channel ke cara-cara cepat dan cara-cara yang sederhana," jelasnya.
"Dari cara yang SOP (standar operasional prosedur) normal, kita harus ganti channel ke SOP yang smart shortcut. Gimana caranya? Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara lebih tahu dari saya, menyelesaikan ini, kembali lagi, jangan biasa-biasa saja," pungkasnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Saksikan video menarik di bawah ini: