Jonan Pantau Gunung Tangkuban Parahu, Imbau Warga Tak Dekati Kawah

27 Agustus 2019 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM RI Ignasius Jonan (tengah) mengunjungi Gunung Tangkuban Parahu yang terletak di Kabupaten Subang, Selasa (27/8). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM RI Ignasius Jonan (tengah) mengunjungi Gunung Tangkuban Parahu yang terletak di Kabupaten Subang, Selasa (27/8). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM RI Ignasius Jonan mengunjungi kawasan Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Subang, Selasa (27/8). Jonan datang sekitar pukul 09.00 WIB untuk memantau situasi gunung yang sempat mengalami erupsi pada akhir Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Jonan memastikan Gunung Tangkuban Parahu masih dalam status waspada atau level II. Lokasi wisata itu juga akan tetap ditutup hingga keadaan normal. Dari hasil pemantauan, Jonan melihat kemungkinan kecil terjadi letusan besar.
"Iya (ditutup). Tergantung aktivitasnya (dibuka atau tidak)" kata Jonan di pos pemantauan, Selasa (27/8).
Namun, ia mengingatkan bahayanya peningkatan aktvitas Gunung Tangkuban Parahu yang memiliki tiga kawah besar. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan gas Hidrogen Sulfida (H₂S) dan Sulfur Dioksida (So2) yang tidak ramah bagi makhluk hidup, terutama manusia.
Lansekap Kawah Ratu pascaerupsi Gunung Tangkuban Parahu, di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
"Yang paling dikhawatirkan itu keluarnya gas bersamaan dengan erupsi-erupsi kecil itu. Gasnya itu H₂S dan So2 ini kan gas yang tidak ramah terhadap makhluk hidup," ungkap Jonan.
Dengan status gunung yang masih waspada, Jonan mengimbau masyarakat tidak berada pada radius 1,5 kilometer dari pusat kawah. Ia juga memastikan alat pemantauan aktivitas gunung lengkap. Tak hanya itu, pihaknya telah menyiapkan alat pemantau seperti GPS hingga pemantau gas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pihaknya juga akan menambah tim ahli untuk memantau aktivitas gunung yang mengalami peningkatan.
Pedagang membersihkan atap kiosnya dari debu vulkanik pascaerupsi Gunung Tangkuban Parahu. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
"Jadi tetap statusnya waspada dan juga radiusnya 1,5 kilometer, kita akan lihat dari alat monitoring kami. Alat monitoringnya lengkap kok ada GPS, seismograf, dan pemantau gas dan sebagainya," ujar dia.
Sementara itu, Direktur PT. Graha Rani Putra Persada (GRPP), Putra Kaban, selaku pengelola Taman Wisata Alam Tangkuban Parahu menjelaskan, tidak ada jalan lain selain berdoa kepada Tuhan agar erupsi tidak terus berlanjut. Saat ini, fokusnya adalah memastikan tak ada aktivitas manusia di dekat kawah gunung.
"Seperti dikatakan pak menteri, ini harus kosong. Tentu sudah ada kerugian, tapi ini risiko, kerugian pedagang juga kerugian negara," kata Putra.
ADVERTISEMENT