Jubir AMIN Bantah Luhut: Tesla Beralih ke LFP, RI Harus Batasi Produksi Nikel

25 Januari 2024 23:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ilustrasi ore nikel. Foto: Potapov Alexander/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ore nikel. Foto: Potapov Alexander/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Hasreza atau akrab disebut Reiza Patters merespons statement istana melalui Luhut Binsar Panjaitan mengenai paparan Muhaimin dan Tom Lembong mengenai hilirisasi nikel.
ADVERTISEMENT
“Justru Pak Luhut terlalu reaktif menyikapi itu. Jelas kok bahwa produksi nikel Indonesia untuk membanjiri pasar nikel dunia lebih dari 50% supply. Walaupun bukan satu-satunya penyebab harga nikel dunia turun drastis hingga 45%, peran Indonesia membanjiri pasar nikel dengan pasokan berlebih menyebabkan surplus dunia di tengah melemahnya konsumsi nikel dunia,” ujar Reiza Patters, Kamis (25/1).
Reiza mengungkapkan, Tesla sudah mulai beralih ke LFP atau Lithium Ferro Phospat untuk baterai kendaraan listriknya.
“Fakta itu jelas dan bisa dibaca di media-media bagaimana Elon Musk sendiri mengatakan bahwa sebagian besar proyek elektrifikasi mereka adalah baterai berbasis LFP. Bahkan dalam paper Master Plan Bagian 3 Tesla, mereka akan menggunakan baterai LFP untuk truk listrik berat jarak pendek yang disebut Semi Light,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Reiza, Luhut menyerang di luar konteks dan narasinya menjadi serangan personal.
“Pak Tom Lembong dan Gus Muhaimin sudah di luar pemerintahan dan wajar saja jika menyerang kebijakan pemerintah. Yang diserang itu kebijakan dan diperkuat dengan data yang ada. Lalu Luhut menyerang balik dengan dasar opini sendiri yang datanya pun cuma dia sendiri yang tahu, sehingga sulit bagi publik untuk melakukan cross check,” kata dia.
Cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar (kanan), berbincang dengan Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka (tengah) dan Cawapres nomor urut tiga Mahfud MD (kiri) dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta. Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Reiza menilai Indonesia harus membatasi produksi nikel agar cadangan dan produksi berjalan dengan seimbang.
“Tidak cepat habis dan berpotensi menyebabkan kita justru menjadi konsumen nikel dunia akibat eksploitasi yang berlebihan. Jadi, ya buat saya, tanggapan Pak Luhut itu seperti tanggapan orang yang kebakaran jenggot ketika kebijakannya yang ngawur dibuka ke publik,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(LAN)