Jumlah Korban Tewas Protes Myanmar Bertambah Jadi 70 Orang

14 Maret 2021 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang menghadiri pemakaman para korban yang ditembak mati selama protes anti-kudeta di Yangon. Foto: REUTERS/Stringer
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang menghadiri pemakaman para korban yang ditembak mati selama protes anti-kudeta di Yangon. Foto: REUTERS/Stringer
ADVERTISEMENT
Jumlah korban tewas protes di Myanmar terus bertambah. Dalam unjuk rasa pada Sabtu (13/3), setidaknya ada 12 orang yang tewas.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, sebanyak lima orang ditembak mati di kota Mandalay saat pengunjuk rasa melakukan protes duduk.
Tembakan polisi juga menyebabkan beberapa orang terluka. Sementara itu, terdapat dua orang tewas di Yangon, satu orang tewas di kota Pyay.
“Mereka bertingkah seperti berada di medan perang, namun orang-orang tak bersenjata,” ucap seorang aktivis di Mandalay, Myat Thu.
Ia juga menyatakan bahwa salah satu korban tewas merupakan seorang anak berusia 13 tahun. Pengunjuk rasa lainnya, Si Thu Tun, mengatakan telah melihat dua orang ditembak, termasuk seorang biksu Buddha.
“Salah satunya terkena di tulang kemaluan, satunya lagi ditembak hingga tewas,” ucap Si Thu Tun.
Seorang saksi mata di Pyay menerangkan awalnya pasukan keamanan menghentikan ambulans yang hendak mendekat pada korban luka-luka. Menurutnya, ini menjadi penghambat datangnya tim penyelamat sehingga menyebabkan satu kematian.
ADVERTISEMENT
Di kota Chauk, Magwe, seorang sopir truk menjadi korban tewas setelah ditembak di bagian dada oleh polisi.
Hingga kini junta militer Myanmar belum memberikan komentar mengenai hal tersebut. Sementara itu, siaran berita yang dikelola militer Myanmar, MRTV, merujuk para pengunjuk rasa sebagai penjahat.
Polisi menembakkan gas air mata ke aras pengunjuk rasa selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Rabu (3/3). Foto: STR/AFP
Berdasarkan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, tercatat pada hari Sabtu, sebanyak 70 orang tewas akibat penembakan dalam demonstrasi antikudeta.
Angka tersebut tercatat di hari yang sama saat Wakil presiden Myanmar yang ditunjuk anggota parlemen Mahn Win Khaing Than, berjanji akan melawan junta militer.