Jurus DKI Jakarta Mengantisipasi Banjir di Tengah Pandemi
ADVERTISEMENT
Memasuki awal tahun, salah satu tantangan yang harus dihadapi masyarakat adalah cuaca ekstrem yang biasanya akan menimbulkan banjir. Pemprov DKI pun telah menyiapkan sejumlah rencana untuk menanggulangi banjir di tengah cuaca ekstrem ini.
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya perubahan iklim, fenomena La Nina yang sudah disampaikan jauh-jauh hari oleh BMKG, tentu ini jadi bagian daripada sebuah early warning system. Dengan pengalaman 2020, ada 82 kelurahan, namun yang jadi konsentrasi kita 34 kelurahan," ujar Sabdo dalam media briefing Siaga Banjir Jakarta secara virtual, Kamis (28/1).
Ia menjelaskan, 34 titik rawan banjir ini berlokasi di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Untuk mengantisipasi terjadi banjir, BPBD DKI telah berkoordinasi dengan seluruh jajaran, baik wali kota, dinas terkait, hingga camat dan lurah untuk bersiaga.
"Dari 34 kelurahan itu letaknya adanya di aliran Sungai Ciliwung. Nah, ini jadi konsekuensi yang jadi perhatian kita semua. 34 kelurahan sudah teridentifikasi dan kita sudah koordinasi dengan wali kota, camat, lurah untuk betul-betul perhatian penuh kesiapan kita dari semua unsur," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Jika skenario terburuk terjadi, yaitu banjir melanda Jakarta, maka BPBD DKI tetap melakukan langkah antisipasi yaitu dengan mempersiapkan penerapan protokol kesehatan di tempat pengungsian.
"Ini semua juga sudah dilakukan simulasi untuk sistem atau SOP penanganan pengungsian di masa pandemi COVID," ujarnya.
Untuk pengungsi nantinya akan dilakukan screening oleh Dinas Kesehatan sebelum menempati pengungsian. Hal ini sebagai antisipasi adanya warga yang positif di pengungsian.
"Apabila nanti terjadi pengungsian, mudah-mudahan enggak, ini dilakukan screening awal oleh Dinkes dengan memilah mana masyarakat sehat, mana yang terkonfirmasi," jelasnya.
"Kemudian dilakukan tindakan cepat itu bagian dari SOP penanganan pengungsian di masa COVID apabila terjadi adanya pengungsian," sambungnya.
Sementara untuk lokasi pengungsian sendiri, kata dia, pihak BPBD DKI telah menyediakan lokasi pengungsian hingga tiga kali lipat dari jumlah biasanya, sehingga pengungsi bisa menerapkan jaga jarak. BPBD akan menyiapkan tenda di 5 wilayah kota Jakarta berjumlah 1.243 bangunan.
ADVERTISEMENT
"Lokasi pengungsian sudah kita siapkan, bahkan jumlahnya dua kali sampai tiga kali lipat dari tahun sebelumnya, karena ini jadi penting dan dalam penanganan pengungsian," tuturnya.
Kapasitas dari 1.243 bangunan ini mencapai 172.936 orang. Adapun jumlah pengungsi diprediksi berjumlah 65.828 orang.
Dalam menetapkan layout penempatan tenda pengungsi, BPBD juga mengaturnya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19, yakni memisahkan tenda pengungsi umum, tenda kelompok rentan (ibu hamil, lansia), dan tenda kontak erat/suspek COVID-19. Pada lokasi pengungsian juga disiapkan area skrining kesehatan, area swab, dan toilet.
Warga yang Tinggal di Daerah Rawan Banjir Akan Terima SMS Blast
Salah satu langkah antisipasi yang tengah dipersiapkan Pemprov DKI adalah SMS blast. Sabdo mengungkapkan, peringatan dini akan langsung disampaikan oleh BPBD setelah menerima informasi potensi banjir dari BMKG. Informasi ini akan disampaikan melalui media sosial, SMS blast, dan oleh petugas langsung.
ADVERTISEMENT
"Setelah kita terima informasi dari BMKG akan kita olah dan disampaikan melalui medsos, Instagram, FB, Twitter maupun SMS blast. Ini merupakan percepatan peringatan kepada masyarakat," tuturnya.
Dengan peringatan dini yang dilakukan di banyak platform ini, dia berharap masyarakat bisa lebih tanggap ketika banjir datang.
Adapun salah satu yang menjadi indikator potensi banjir, kata dia, salah satunya jika Bendung Katulampa siaga 1 atau siaga 2.
"Terkait early warning system ini merupakan hal yang sangat prinsip di mana bila terjadi adanya skenario Katulampa siaga 1 atau siaga 2 ini dengan cepat BPBD akan infokan ke masyarakat," jelasnya.
Hal lain yang perlu diantisipasi dalam mencegah banjir di Jakarta adalah air rob di pesisir utara Jakarta. Sebagaimana diketahui, air rob merupakan salah satu sumber banjir di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Untuk mengantisipasi itu, Pemprov DKI tengah melanjutkan pembangunan tanggul-tanggul untuk menahan air limpasan atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Dudi Gardesi, mengatakan ada beberapa lokasi tanggul pantai yang dijadikan prioritas pembangunan. Lokasi yang diprioritaskan yakni di Kamal Muara, Kali Blencong, Kali Adem-Muara Angke, Pantai Muara, Sunda Kelapa, dan Tanjung Priok.
"Itu menggunakan dana APBD maupun itu kerja sama dengan swasta atau dengan BUMN sebagai pemilik otoritas di kawasan bersama-sama untuk menanggul atau menangani rob dari tiap kejadian. Sehingga tidak memperparah apa yang sudah terjadi," ujar Dudi.
Saat ini tanggul yang sudah terbangun sepanjang 12,6 kilometer. Pembangunan ini, kata dia, masih akan terus dilakukan.
ADVERTISEMENT
Dari data yang ditampilkan Dinas SDA, rinciannya panjang dari tanggul pantai prioritas yakni Kamal Muara sepanjang 1 km, Kali Blencong 4,2 km, Sunda Kelapa 4,7 km, Tanjung Priok 7,3 km. Kemudian Kali Adem 3,9 km dan Muara Angke 2,3 km. Sementara Pantai Muara 1,7 km.