Kabar Baik Corona: BOR RS Nasional Turun; 500 Ribu Vaksin Sinopharm Tiba di RI

4 Agustus 2021 8:34 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali memperbarui data situasi COVID-19 di Indonesia pada Selasa (3/8). Penambahan kasus corona sebanyak 33.900 orang.
ADVERTISEMENT
Kemarin kasus di kisaran 20 ribu karena tes anjlok. Dengan penambahan ini, secara kumulatif terdapat 3.496.700 kasus konfirmasi virus corona di Indonesia.
Meski terjadi penambahan kasus harian, ada sejumlah kabar baik penanganan corona di Indonesia.
Apa saja itu? berikut rangkuman beritanya:
Seorang tenaga kesehatan mengendarai kendaraan yang membawa sepatu untuk disterilkan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
BOR RS Nasional Turun Jadi 61,95% dalam Sepekan, Keterisian Wisma Atlet 31%
Pemberlakuan PPKM Darurat yang kini disebut PPKM Level 4 selama satu bulan telah menunjukkan pengaruh positif bagi keterisian tempat tidur (BOR) RS nasional. Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkap, dalam sepekan terakhir BOR RS berhasil turun ke angka 61,95%.
“Kabar baik, BOR mingguan selama 3 minggu terakhir telah menunjukkan penurunan. BOR mingguan yang sempat 77,7% pada 11 Juli perlahan menurun menjadi 75,91%, kemudian 70,62% dan di minggu terakhir jadi 61,95%,” kata Wiku di YouTube BNPB, Selasa (3/8).
ADVERTISEMENT
“Penurunan ini juga sejalan dengan penurunan kasus aktif dari 18,84% menjadi 18,12% dan turun menjadi 15,55% per 1 Agustus,” tambah dia.
Lebih lanjut, kata Wiku, beberapa provinsi berhasil mencatatkan penurunan BOR yang signifikan. Seperti DKI Jakarta yang mengalami penurunan sebesar 21,55%, serta Banten turun 20,57% dalam 1 minggu terakhir.
Selain itu apabila dilihat pada perkembangan di Provinsi, penurunan kasus aktif dan BOR secara bersamaan terjadi di 14 provinsi. Yakni Lampung, Kepri, DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Banten, NTB, NTT, Kalbar, Sultra, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Di sisi lain, kabar baik juga datang dari Wisma Atlet. Kini, Wiku mengungkap BOR Wisma Atlet sudah turun di kisaran 30%.
“Penurunan ternyata juga terlihat dari penurunan BOR Wisma Atlet yang saat ini persentase huniannya ada di angka 31,34%,” jelas dia.
Perkembangan keterisian tempat tidur di RS rujukan COVID-19 dan kasus aktif per 1 Agustus 2021. Foto: Dok. Satgas COVID-19
Wiku pun memberikan apresiasi atas penurunan BOR dan penurunan kasus aktif secara nasional di tengah lonjakan kasus akibat penyebaran varian Delta. Menurut dia, penurunan ini menunjukkan masyarakat dan pemerintah bisa bekerja sama dengan baik untuk mengatasi pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Saya sangat apresiasi capaian ini karena ini artinya pemerintah daerah dapat menekan berat nakes yang bertugas di RS selama beberapa minggu terakhir,” ujar Wiku.
“Ini adalah perkembangan yang sangat baik. Hal ini menunjukkan walau varian Delta sangat menular, daya lawan pemerintah dan masyarakat dengan upaya kolaboratif nyatanya efektif dalam menghadapinya,” tandas dia.
Vaksin Pfizer dan Moderna. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
WHO Nyatakan Vaksin Pfizer dan Moderna Aman untuk Komorbid
Menyusul Sinovac, kini semakin banyak merek vaksin COVID-19 yang mulai berdatangan ke Indonesia. Termasuk vaksin dengan efikasi tinggi seperti Moderna (94%), akan datang kemudian Pfizer (95%) akhir Agustus 2021.
Vaksin Pfizer diharapkan bisa tiba pada Agustus ini untuk dipakai dalam program vaksinasi nasional. Sementara itu, sekitar 4 juta dosis vaksin Moderna sebagian tengah diberikan kepada tenaga kesehatan untuk dosis ketiga (booster), dan nantinya juga akan diberikan kepada masyarakat untuk vaksinasi nasional dua dosis pertama.
ADVERTISEMENT
Baik Pfizer dan Moderna memiliki basis yang sama, yakni menggunakan messenger RNA atau mRNA, vaksin jenis baru untuk melindungi diri dari penyakit menular. Tetapi mengingat kedua vaksin menggunakan metode baru, mungkin sebagian warga masih ragu terhadap keamanan Pfizer dan Moderna.
Apalagi bagi pemilik penyakit penyerta (komorbid) seperti jantung, hipertensi, hingga diabetes.
Namun, tak perlu khawatir. Selain memiliki efikasi tinggi, Pfizer dan Moderna disebut aman tak terkecuali bagi komorbid. Berikut penjelasannya dirangkum kumparan, Selasa (3/8):
Ilustrasi vaksin corona Pfizer-BioNTech. Foto: BioNTech SE 2020/via REUTERS

Vaksin Pfizer

Vaksin Pfizer dipastikan aman dan efektif pada orang dengan berbagai kondisi yang berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit parah atau komorbid.
“Ini termasuk hipertensi, diabetes, asma, penyakit paru-paru, hati atau ginjal, serta infeksi kronis yang stabil dan terkontrol,” kata WHO di situs resminya.
ADVERTISEMENT
Vaksin Pfizer juga aman bagi penyintas COVID-19. Namun mengingat persediaan vaksin yang terbatas, penyintas COVID-19 sebaiknya baru divaksin corona setelah 6 bulan sejak terpapar SARS-CoV-2.
Selain itu, WHO juga memastikan vaksin Pfizer aman dan efektif bagi ibu menyusui. Menurut WHO, efikasi dan keamanan Pfizer bagi ibu menyusui akan sama seperti pada orang dewasa lainnya.
Kendati demikian, orang yang memiliki penyakit gangguan imun masih harus berhati-hati sebelum memutuskan divaksin menggunakan Pfizer. Rekomendasi sementara WHO, orang-orang dengan gangguan imun yang disarankan melakukan konsultasi ke dokter sebelum divaksin.
Sementara itu, ada sedikit data bahwa vaksin Pfizer aman bagi penderita HIV yang terkontrol. Tetapi, orang yang memiliki HIV tetap disarankan untuk berkonsultasi dulu sebelum divaksin.
Vaksin Moderna pada vaksinasi dosis ketiga terhadap nakes di RSUP Sanglah. Foto: Dok. RSUP Sanglah

Vaksin Moderna

WHO juga merekomendasikan penggunaan vaksin Moderna pada penderita komorbid. Keamanan tersebut terhadap orang yang memiliki penyakit penyerta sudah terbukti dari uji klinis fase 3.
ADVERTISEMENT
“Komorbiditas yang dipelajari dalam uji klinis fase 3 termasuk penyakit paru-paru kronis, penyakit jantung yang signifikan, obesitas berat, diabetes, penyakit hati dan infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Vaksinasi [dengan Moderna] direkomendasikan untuk orang dengan penyakit penyerta yang telah diketahui meningkatkan risiko keparahan COVID-19,” jelas WHO.
Vaksin Moderna juga aman bagi penyintas COVID-19. Namun penyintas COVID-19 pun disarankan divaksinasi pakai Moderna setelah 6 bulan sejak terpapar SARS-CoV-2 karena keterbatasan suplai vaksin di dunia.
WHO juga memastikan vaksin Moderna aman dan efektif bagi ibu menyusui. Efikasi dan keamanan vaksin bagi ibu menyusui akan sama seperti pada orang dewasa lainnya.
Sama halnya dengan Pfizer, WHO juga menyarankan penggunaan vaksin Moderna pada penderita gangguan imun yang memungkinkan. Jadi, orang yang memiliki penyakit gangguan imun harus berkonsultasi dulu ke dokter sebelum divaksin. Saran ini juga berlaku bagi penderita HIV.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, keamanan vaksin Moderna bagi pemilik komorbid telah dipastikan pula oleh BPOM. Mulai dari penderita penyakit paru-paru kronis sampai HIV.
"Vaksin ini beri keamanan dan efikasi yang sama dengan kelompok dengan komorbid. Jadi bisa diberikan pada populasi dengan komorbid. Berdasarkan hasil uji klinik fase III yaitu individu dengan penyakit paru kronis, jantung, obesitas, diabetes, liver hati, dan HIV," jelas Kepala BPOM Penny K. Lukito, dalam konferensi pers terkait penerbitan EUA Moderna, Jumat (2/7/2021).
Ilustrasi ibu hamil lakukan vaksinasi atau divaksin. Foto: Shutter Stock
Kabar Baik! Ibu Hamil Kini Bisa Divaksin Pakai Pfizer, Moderna, dan Sinovac
Perkembangan kasus COVID-19 menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kasus ibu hamil terkonfirmasi COVID-19 di sejumlah kota besar di Indonesia dalam keadaan berat (severe case). Ini tentu harus diantisipasi.
ADVERTISEMENT
Apalagi, bila mereka memiliki peningkatan risiko menjadi berat apabila terinfeksi COVID-19, khususnya pada wanita hamil dengan kondisi medis tertentu .
"Dengan mempertimbangkan semakin tingginya jumlah ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 dan tingginya risiko bagi ibu hamil apabila terinfeksi COVID-19 menjadi berat dan berdampak pada kehamilan dan bayinya, maka diperlukan upaya untuk memberikan vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil," demikian petikan Keputusan Menteri Kesehatan HK.02.01/11 200'1- 12021 dikutip kumparan, Rabu (3/8).
Upaya pemberian vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil tersebut juga telah direkomendasikan oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).
Vaksin yang dapat digunakan untuk ibu hamil ini adalah vaksin COVID-19 platform mRNA Pfizer dan Moderna, dan vaksin platform inactivated Sinovac, sesuai ketersediaan.
ADVERTISEMENT
"Pemberian dosis ke1 vaksinasi COVID-19 tersebut dimulai pada trimester kedua kehamilan, dan untuk pemberian dosis ke-2 dilakukan sesuai dengan interval dari jenis vaksin."
Selain sasaran ibu hamil, dalam rangka upaya pencegahan penyebaran COVID19 pemerintah juga menetapkan sasaran anak usia 12-17 tahun sebagai sasaran penerima vaksinasi COVID-19 berdasarkan rekomendasi ITAGI.
Untuk itu guna efektivitas pelaksanaan vaksinasi COVID-19 baik bagi sasaran ibu hamil , anak usia 12­ 17 tahun, maupun sasaran lainnya diperlukan penjelasan terhadap pelaksanaan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum dilakukan pemberian vaksinasi, sebagai salah satu prinsip dalam pelaksanaan pelayanan vaksinasi COVID19.
Ilustrasi vaksin corona Sinopharm. Foto: Leonardo Fernandez Viloria/REUTERS
500 Ribu Vaksin Sinopharm untuk Vaksinasi Gotong Royong Tiba di RI
Indonesia kembali menerima kedatangan tambahan dosis vaksin COVID-19 pada Selasa (3/8) siang. Kali ini, 500 ribu dosis vaksin Sinopharm untuk program Gotong Royong (GR) telah sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
ADVERTISEMENT
“Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin Sinopharm sebanyak 500.000 dosis. Kami berharap bahwa dengan kedatangan ini tentu akan menambah jumlah vaksin yang tersedia dan sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden,” kata Wakil Menteri (Wamen) BUMN Pahala Mansury di YouTube Setpres dalam rangka menyambut kedatangan vaksin tersebut.
500 ribu dosis vaksin Sinopharm ini adalah kedatangan vaksin COVID-19 tahap ke-34. Kini, totalnya sudah ada 8 juta dosis vaksin Sinopharm yang diterima Indonesia.
Vaksin GR adalah program vaksin yang diatur oleh Bio Farma dan Kadin dan ditujukan bagi perusahaan. Perusahaan dapat membeli vaksin dari Bio Farma dengan mendaftar ke Kadin, untuk membagikan vaksin corona kepada karyawannya secara gratis.
Oleh sebab itu, Pahala mengimbau badan usaha atau badan hukum yang memiliki karyawan, keluarga, atau masyarakat di segera menghubungi Kementerian BUMN atau Kadin untuk bisa melaksanakan vaksinasi ini.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, program vaksinasi GR bisa terakselerasi. Pahala menegaskan vaksinasi GR adalah upaya bersama untuk memenuhi target vaksinasi 2 juta per hari.
"Jadi kami harapkan masyarakat jangan ragu untuk bisa divaksinasi baik itu dengan menggunakan vaksin Gotong-Royong ataupun juga vaksin program pemerintah," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengatakan kerja sama yang solid antara Kimia Farma diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan vaksinasi GR. Baik bagi pekerja dan keluarganya, maupun komunitas di sekelilingnya di seluruh Indonesia.
Shinta mengungkap awalnya ada keraguan apakah pasokan vaksin GR akan mencukupi permintaan. Tetapi, kini pasokan vaksin yang tersedia jauh mencukupi untuk bisa dialokasikan ke perusahaan-perusahaan yang berminat.
ADVERTISEMENT
"Kami bersyukur bahwa kini kebutuhan vaksin bisa dipenuhi dan untuk itu kami akan terus bantu dan mempercepat dengan meningkatkan target sasaran yang divaksin untuk mencapai target yang ditetapkan pemerintah," kata dia.
Selain Sinopharm, vaksin Cansino adalah kandidat vaksin Gotong Royong selanjutnya. Bio Farma melalui Kimia Farma berkomitmen menghadirkan 15 juta dosis vaksin corona untuk GR.