Kabar Baik Corona: Izin Darurat Vaksin Produksi Bio Farma; BOR Wisma Atlet Turun

17 Februari 2021 7:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Dok. BPMI Setpres
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Dok. BPMI Setpres
ADVERTISEMENT
kumparan merangkum sejumlah kabar baik corona pada Senin (16/2). Mulai dari BPOM RI menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin produksi Bio Farma hingga keterisian tempat tidur di Wisma Atlet DKI menurun.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan rangkum sejumlah kabar baik corona:
Prajurit TNI berjaga di dekat Envirotainer berisi bahan baku vaksin COVID-19 Sinovac, di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/2/2021). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
BPOM Terbitkan Izin Darurat untuk Vaksin COVID-19 Bio Farma
BPOM menerbitkan emergency use authorization (EUA) untuk vaksin COVID-19 produksi Bio Farma. Vaksin ini merupakan bagian dari 26 juta bulk vaksin coronavac Sinovac yang telah tiba dan dalam proses produksi oleh Bio Farma.
Dari jumlah bulk tersebut, Bio Farma akan memproduksinya secara bertahap dengan nama baru. Untuk tahap awal, 13 juta dosis akan disebar untuk vaksinasi ke petugas pelayan publik dan lansia.
"Kami apresiasi Bio Farma mengikuti timeline sehingga pada hari ini 16 Februari 2021 (vaksin COVID-19 Bio Farma) mendapatkan EUA dari BPOM," kata Kepala BPOM, Penny Lukito.
"Vaksin ini sudah siap digunakan untuk program vaksinasi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Vaksin dari Bio Farma memiliki kemasan berbeda dari vaksin siap pakai Sinovac. Penempatan per dosisnya pun berbeda.
"Kemasan vaksin COVID-19 kali ini akan diberi nama COVID-19 Vaccine. Ini memiliki kemasan yang berbeda dengan yang sebelumnya didistribusikan, yaitu Coronavac (produksi Sinovac)," ucap jubir vaksinasi dari Bio Farma, Bambang Heriyanto.
"Kemasan CoronaVac sebelumnya yang 3 juta dalam single dose, dosis tunggal, dikemas 1 vial 1 dosis. Dikemas dalam 1 dus berisi 40 vial sehingga 1 dus berisi 40 dosis," imbuhnya.
Sementara pendistribusian vaksin corona yang diproduksi Bio Farma akan dikirim dalam bentuk dua dosis sekaligus (multi dose). Sehingga, dalam satu dus nantinya akan berisi sekitar 100 dosis vaksin.
Kepala BPOM Penny Lukito memberikan keterangan pers soal izin penggunaan vaksin CoroVac dari Sinovac untuk lansia, Minggu (7/2). Foto: Youtube/BPOM
Bio Farma Distribusikan 7,5 Juta Dosis Vaksin Sinovac untuk Vaksinasi II
ADVERTISEMENT
PT Bio Farma sampai hari ini berhasil memproduksi 15 juta dosis vaksin corona dari bahan mentah (bulk) Sinovac. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5 juta dosis vaksin telah mendapatkan sertifikat lot release dari BPOM dan siap diedarkan untuk vaksinasi tahap kedua.
"Sampai hari ini kita sudah produksi 15 batch. Artinya 15 juta dosis sudah selesai diproduksi dan secara bertahap akan load release oleh BPOM," ungkap Jubir vaksinasi dari Bio Farma, Honesti Basyir.
Menurut Honesti, dengan adanya sertifikat lot release ini, Bio Farma dapat segera mempercepat produksi vaksin corona sebelum didistribusikan ke daerah-daerah.
"Target kita sesuai timeline yang sudah disepakati dengan Kemenkes, untuk Februari akan ada 7,5 juta dosis vaksin yang akan segera didistribusikan untuk vaksinasi kepada masyarakat Indonesia, sebagai bagian tahap kedua vaksinasi Kemenkes," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Terkait daerah mana saja yang akan didistribusikan, Honesti mengungkapkan Kemenkes sudah memiliki prioritas lokasinya. Namun, yang ia pastikan adalah vaksin corona buatan Bio Farma ini tidak akan sama dengan yang digunakan terhadap tenaga kesehatan.
Sebab, vaksin corona CoronaVac yang diberikan kepada tenaga medis merupakan vaksin dalam bentuk jadi, yang dikirim langsung dari produsen di Beijing, China.
"7,5 juta dosis yang sudah dirilis BPOM nanti akan distribusikan sesuai lokasi yang ditetapkan Kemenkes. Penggunaan 7,5 juta ini di luar nakes, karena nakes programnya sudah berjalan dengan vaksin impor yang kita dapat dari Sinovac," ucap Honesti.
"Kita berharap dari Kemenkes sudah punya prioritas lokasi provinsi yang akan jadi target vaksinasi," tutup dia.
Sementara itu, Kemenkes akan memulai vaksinasi COVID-19 tahap kedua mulai Rabu (17/2) besok. Vaksinasi kali ini akan menyasar kelompok petugas pelayanan publik dan lansia berusia di atas 60 tahun.
Seorang pekerja bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS
140 Juta Dosis Bulk Vaksin Sinovac Segera Tiba di Indonesia
ADVERTISEMENT
Honesti menuturkan, setelah ini, direncanakan Indonesia akan kembali kedatangan 140 juta bulk vaksin Sinovac dalam waktu dekat. Bulk ini jugalah yang akan diproduksi Bio Farma untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi di Indonesia.
"Dari bahan baku yang kami sudah lakukan kerja sama dan agreement dengan Sinovac, ada kurang lebih 140 juta dosis bahan baku yang segera masuk sesuai timeline ke Indonesia," tutur dia.
Pemerintah pada Desember 2020 sudah mendatangkan 3 juta dosis vaksin jadi dari Sinovac yang diperuntukkan bagi vaksinasi kelompok tenaga kesehatan.
Setelahnya, secara bertahap, Indonesia juga telah mendatangkan dua kloter bulk Sinovac, yakni 15 juta dosis pada 12 Januari 2021 dan 11 juta dosis pada 2 Februari.
BOR Wisma Atlet Turun Jadi 50%, Akan Rawat Lagi Pasien OTG
ADVERTISEMENT
Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19 Wisma Atlet untuk pasien bergejala terus menurun. Kini mencapai 50 persen.
Kepala Sekretariat RSD Wisma Atlet, Kolonel Laut (K) dr RM Tjahja Nurrobi, mengatakan, penurunan ini terjadi sejak 24 Januari.
"Sebenarnya pada 24 Januari sudah mulai menurun di RSDC. Ditambah dengan ada PPKM ini sudah mulai turun dan hari ini pun tingkat hunian, BOR sudah hampir 50 persen, itu untuk pasien-pasien bergejala," jelas Nurobbi.
Saat ini Wisma Atlet hanya merawat pasien bergejala karena okupansi sempat tinggi beberapa waktu lalu. Namun Nurobbi memastikan kondisi ini jangan dianggap lengah dalam merawat para penderita COVID-19.
"Namun ini belum bisa dipakai sebagai patokan karena kita di Wisma Atlet ini yang tadinya rawat OTG, tanpa gejala plus bergejala, saat ini hanya bergejala saja," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dalam waktu dekat, RSD Wisma Atlet di Kemayoran akan kembali merawat dan menjadi tempat isolasi pasien tanpa gejala (OTG). Termasuk para OTG yang masih dirawat di Wisma Atlet bagian Pademangan akan dikembalikan ke Wisma Atlet Kemayoran.
"Nah rencana kebijakan dari pimpinan dalam waktu dekat kita akan terima lagi pasien-pasien tanpa gejala karena sudah ada penurunan (BOR)," terangnya.
"Jadi dari Pademangan yang sekarang rawat pasien-pasien OTG akan dikembalikan ke Wisma Atlet sehingga Pademangan hanya pasien luar negeri," pungkasnya.
Foto aerial suasana Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Kamis (28/1/2021). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO