Kabar Baik Corona: Kasus Positif Turun 17,1% hingga Okupansi RS di DKI Turun 55%

4 November 2020 6:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rapid tes dan swab wisatawan di Puncak. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rapid tes dan swab wisatawan di Puncak. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi corona yang melanda Indonesia selama 9 bulan belum mereda. Kasus positif masih bertambah sekitar 2 ribu hingga 3 ribu pasien per hari. Dalam beberapa pekan terakhir, pertumbuhan kasus corona di Indonesia menunjukkan tren pelambatan dari sebelumnya yakni di atas 4 ribu pasien per hari.
ADVERTISEMENT
Namun, ancaman lonjakan kasus masih ada karena banyak masyarakat keluar rumah untuk menikmati long weekend.
Tercatat pada 3 November, pasien corona bertambah 2.973 orang. Sehingga total kini mencapai 418.375 pasien.
Sementara pasien yang meninggal bertambah 102 jiwa. Dengan jumlah ini, total pasien meninggal mencapai 14.146 orang.
Kabar baiknya, terdapat tambahan 3.931 pasien sembuh pada 3 November. Sehingga totalnya jadi 349.497 orang.
Kabar baik seputar corona bukan sekadar pasien sembuh. Berikut kumparan rangkum kabar baik corona yang terjadi pada 3 November:
Ilustrasi avigan. Foto: Shutter Stock

Indonesia Dapat 12.000 Avigan dan 35 Juta Yen dari Jepang.

Kementerian Kesehatan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Jepang di bidang kesehatan, khususnya penanganan COVID-19. Kerja sama tersebut telah disepakati kedua belah pihak melalui Memorandum of Cooperation (MoC).
ADVERTISEMENT
MoC ditandatangani Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Ishii Masafumi, pada 19 Oktober 2020.
Dari kerja sama tersebut, Jepang telah memberikan hibah COVID-19 kepada Indonesia, antara lain:
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Foto: Yuddy Cahya Budiman/REUTERS

Anies Tambah Tenaga Profesional untuk Tracing Kasus Corona di Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta terus meningkatkan kemampuan testing virus corona. Tak hanya itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, juga akan memaksimalkan kontak tracing kasus virus corona di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Anies mengatakan pihaknya akan menambah tenaga profesional untuk tracing. Rekrutmen tenaga profesional dilakukan secara terbuka untuk tenaga profesional yang ingin bergabung membantu penanganan corona di Jakarta.
"Jadi DKI melakukan penambahan tenaga profesional untuk melakukan tracing. Itu bukan relawan. Itu tenaga profesional untuk melakukan tracing," ucap Anies.
Pendaftaran untuk tenaga profesional tracing ini dibuka sampai 4 November pukul 23.59 WIB. Tenaga tracing yang lolos dalam seleksi ini akan dikontrak hingga Desember 2020.
Staf medis menggunakan alat pelindung diri (APD) mempersiapkan ruang isolasi khusus untuk pasien corona di Ciputra Hospital Citra Garden City, Jakarta. Foto: Dok. Ciputra

Keterisian Tempat Tidur Rumah Sakit di DKI Turun Hingga 55 Persen

Penanganan COVID-19 di DKI Jakarta mulai menuju ke arah yang baik. Hal ini dilihat dari berkurangnya okupansi tempat tidur di rumah sakit, yang turun hingga 55 persen.
ADVERTISEMENT
"Mengenai kapasitas ruang rawat inap isolasi itu saat ini di bawah 55 persen tingkat keterisiannya. Untuk ICU 58 persen tingkat keterisiannya. Tentu kita enggak berharap ini melonjak, tapi bahwa kapasitasnya ada," kata Anies.
Cara Menyimpan Masker Kain. Foto: kumparan
Penurunan okupansi rumah sakit juga diikuti dengan penurunan okupansi kamar di hotel sebagai tempat isolasi. Bahkan, tingkat okupansi hotel isolasi hanya mencapai 21 persen.
"Isolasi hotel itu tingkat keterisiannya hanya 21 persen sekarang. Kita bersyukur bahwa angkanya menurun. Harapannya nanti tidak meningkat tinggi. Pernah mencapai lebih dari 60 persen," kata Anies.
Pemprov DKI memang tidak berharap ada lonjakan kasus usai libur panjang kemarin. Meski begitu, mereka siap dengan skenario terburuk.
Jurnalis mengikuti tes usap (swab test) COVID-19 gratis yang digelar Pertamina di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

Kasus Corona di RI Turun 17,1% dalam Sepekan

Jubir Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, memperbaharui data pekanan terkait kasus corona. Terjadi penurunan kasus mingguan.
ADVERTISEMENT
"Di pekan ini terjadi penurunan kasus positif 17,1 persen. Ini adalah perkembangan ke arah yang lebih baik. Penambahan kasus positif harus terus-menerus turun setiap minggunya," kata Wiku.
Prof Wiku mengapresiasi Jabar, Banten, Kepri, Riau, dan Jateng yang keluar dari 5 besar provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi. Namun di sisi lain, perlu perhatian khusus pada 5 provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi pekan ini.
"Yakni Sumbar naik 142, Kepri naik 137, DIY naik 76, Papua Barat naik 45 dan Papua naik 40. Selain kesiapan dari sarana/prasarana RS, pemerintah telah persiapkan kondisi lab dan ketersediaan reagen," tutur dia.
Sementara itu, kesembuhan corona pekan ini juga alami penurunan 0,8 persen dari pekan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Ini kabar kurang baik karena 2 minggu berturut-turut kesembuhan kita alami perlambatan. Semestinya kesembuhan kita jaga," ucapnya.
Relawan mengikuti pemeriksaan kesehatan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO

Uji Klinis Vaksin Sinovac Jauh Lebih Aman dari Vaksin Tetanus

ADVERTISEMENT
Guru besar FK Unpad sekaligus Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Corona Sinovac, Prof Kusnandi Rusmil, menyebut sejauh ini proses uji klinis berjalan lancar. Bahkan vaksin Sinovac merupakan yang teraman selama ia mengurusi uji klinis vaksin-vaksin lain.
"Selama ini kita berjalan seperti biasa, dan hasilnya sejauh ini bagus. Saya kan bukan pertama kali uji klinis, sudah di atas 30 kali. Dan ini termasuk uji klinis yang aman dibanding saya uji klinis vaksin tetanus, difteri, dll. Lebih aman, jauh," kata Prof Kusnandi.
Namun ia mengaku tidak bisa memastikan kapan vaksin ini bisa digunakan. Ia hanya melakukan uji klinis dan diperkirakan selesai awal 2021.
ADVERTISEMENT